Yohanes Dwi Harsanto adalah seorang Romo di Keuskupan Semarang di Yogyakarta, Indonesia. Seorang wakil Gereja Katolik Romawi yang penuh pengabdian, Romo Harsanto juga Sekretaris Komisi Pemuda untuk Konferensi Wali Gereja Indonesia.

Pemimpin agama yang welas asih dan peduli ini percaya bahwa semua umat Kristen dan para umat agama setia lainnya harus memainkan peran penting dalam menghentikan perubahan iklim.

Romo Harsanto menjelaskan bahwa meskipun halaman pertama dari Alkitab jelas-jelas menyatakan bahwa manusia harus bertindak sebagai pelayan yang baik dan pelindung Bumi, kitab suci ini telah sering kali salah diinterpretasikan. Dia juga menawarkan solusi yang sangat mungkin untuk kemanusiaan dan keberlangsungan planet kita.

Romo Harsanto: Secara teologis harus diberi tafsir ulang akan teks-teks Kitab Suci yang selama ini membuat manusia eksploitatif terhadap Bumi.

Misalnya Kitab Kejadian Bab 1 ayat 27 dan seterusnya: “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya; Menurut gambar Allah diciptakannya mereka laki-laki dan perempuan. Diciptakan-Nya mereka. Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman: ”Beranak cuculah dan bertambah banyak. Penuhilah Bumi dan taklukanlah itu. Berkuasalah akan ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala hewan yang merayap di Bumi.”

Nah, sampai di sini, tafsir itu sering ditafsirkan apa adanya bahwa kita harus eksploitasi alam. Padahal sejatinya dari teks itu bukan eksploitasi seperti tafsir manusia modern, tetapi peliharalah Bumi itu. Segala tumbuhan, segala hewan di udara, segala hewan di laut, semuanya yang ada di darat – peliharalah itu. Sebetulnya, tafsirnya seperti itu.

PEMBICARA: Romo Harsanto percaya bahwa, menurut Kitab Suci, itu sudah kehendak Tuhan agar para manusia menganut sebuah gaya hidup yang harmonis dengan Bumi.

Romo Harsanto: Dan ayat 29 akan aneh kalau ditafsir secara eksploitatif. Karena Allah berkata begini: “Berfirmanlah Allah, lihatlah Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan berbiji di seluruh bumi, dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji. Itulah yang akan menjadi makananmu.”

Jadi jelas sekali bahwa tafsir ulang atas teks Kitab Suci itu mutlak harus dilakukan dan tafsir saya seperti itu. Dan memang menurut teologi Katolik begitu. Kita mempunyai tradisi yang bagus. Baik tradisi agama, maupun tradisi adat lokal yang menunjang kelestarian Bumi.

Dari sisi agama, kita kenal ada budaya berpuasa, bermati raga, pantang. Itu suatu tradisi untuk kelestarian bumi, alam ciptaan, termasuk alam ciptaan yang paling dekat adalah badan kita sendiri. Badan kita sendiri adalah lingkungan hidup. Kita harus pelihara itu, puasa, mati raga, dan mengurangi makanan yang mengganggu metabolisme badan kita dan seterusnya.

Nah, puasa, dan tradisi pantang itu sangat bagus. Semua agama mempunyai itu. Dalam tradisi Katolik, misalnya, ada tradisi pantang daging, dan itu dilakukan misalnya setiap Jumat tidak makan daging atau hari-hari yang lain diatur sendiri. Itu suatu tradisi yang bagus untuk menjaga keseimbangan alam dan badan kita sendiri.

Di dalam agama-agama lain saya kira juga banyak sekali contohnya. Kemudian dari tradisi budaya setempat. Saya misalkan budaya, misalnya budaya Jawa. Yang saya sendiri orang Jawa. Saya merasa bahwa ada tradisi puasa, tradisi yang sangat lekat dengan budaya Jawa itu juga mempunyai ungkapan yang bagus, “Ibu Pertiwi” dan “Bapa Angkasa”. Ibu pertiwi kita dan bapa angkasa kita adalah bapa ibu kita, ya. Yang mengandung kita, yang melahirkan kita, yang kepadanya pun kita akan tergantung hidupnya.

PEMBICARA: Romo Harsanto berbagi rasa kepedulian tentang keadaan kritis dari dunia ini, dan akar penyebab dari ketidakseimbangan kini.

Romo Harsanto: Pemanasan global merupakan sebuah kenyataan dan itu sudah dimulai saat ini juga. Tidak menunggu besok. Sungguh-sungguh kita sendiri sudah merasakan dampaknya. Pemanasan global pertama-tama diakibatkan oleh gas metan, yang 60% lebih panas ini disebabkan oleh adanya gas metan itu. Dan paling banyak ternyata dari peternakan. Sungguh dikapitalisasi.

Hingga jutaan hektar tanah, lahan dibuka untuk peternakan. Dan yang mengerikan adalah pangan manusia justru diberikan pada ternak. 60% pangan dunia justru diberikan pada ternak. Sementara yang bisa mengakses untuk makan daging, makan hasil peternakan, itu hanya sedikit, sebagian besar dari bangsa manusia. Maka terjadi suatu kesenjangan energi yang sungguh besar, yang tidak adil sebetulnya. Dan dampaknya memang, Bumi dengan segala susunannya ini menjadi sangat tidak berimbang. Akibatnya memang pemanasan global itu. Energi yang harusnya terserap untuk pembangunan kemanusiaan, pembangunan ekologi, pelestarian lingkungan, justru diberikan hanya untuk ternak dan itu hanya dikonsumsi oleh sebagian kecil orang. Itu sungguh suatu ketidakadilan.

Kalau Yohanes Pembaptis berseru-seru, Ia pasti akan berseru mengenai kiamat kita bersama yang diakibatkan oleh keserakahan kita, yang membuat dunia makin panas. Kalau kita menantikan kedatangan Kristus, sebenarnya bukan kedatangan kiamat 2012 itu, tapi kedatangan Yesus yang ingin agar kita bertindak nyata untuk menghentikan pemanasan global itu, untuk menghentikan dunia yang tidak damai ini, untuk menghentikan diri kita yang sering tidak bisa menguasai nafsu kita.
http://www.vegan-vegetarian-info.com/2010/04/romo-yohanes-dwi-harsanto.html

billgates
http://www.thegatesnotes.com/features/future-of-food

Laporan World Wildlife Fund yang berjudul “Living Planet 2012” merekomendasikan untuk mengurangi pemborosan makanan dan menurunkan konsumsi daging dan susu.

New WWF Report Recommends Lowering Meat and Dairy Consumption

Click to access 1_lpr_2012_online_full_size_single_pages_final_120516.pdf

Oleh Chindy Tan

Hai Haris dan Jugimin, terima kasih sudah mau bertandang di beranda saya;)
Saya tidak ingin berdebat apakah Sang Buddha vege atau tidak ya, tapi mungkin dapat membaca beberapa opini saya dalam note ini:Saya pribadi memilih percaya tidak ada kebenaran absolut, kecuali sebuah kesadaran yang telah mencapai Nibbana. Apakah Buddha vege atau tidak sekali lagi tidak ada satu pun fakta yang bisa sebagai pembenar. Menurut saya, kita semua berjalan dalam kemungkinan, kemungkinan yang teruji yang menurut kita berdasar. Saya percaya SB mungkin vege dan Andikha percaya SB(mungkin) tidak vege. Mengapa saya katakan (mungkin) tidak vege, bukan tegas tidak vege? Karena jika rujukannya adalah Sutta, Master Roshi Philip Kapleu memiliki fakta yang mengulas hal-hal yang rancu dan mempertebal keraguan keabsahan Sutta tsb. Oleh karenanya kita sama2 tidak bisa mengklaim siapa yang paling benar, karena keduanya masih kemungkinan. Lalu apa yang bisa jadi alat ukur saya untuk menimbang adalah rasio dan hati.
Master Roshi Philip Kapleau adalah Pendiri Budhisme Zen di Amerika, menuliskan data2 yang menolak keabsahan sutta tentang SB makan daging. dapat dibaca di (http://www.buddhanet.net/pdf_file/lifecherish.pdf)
To Cherish all life

Lalu argumen bahwa kesucian tidak berhubungan dengan makan atau tak makan daging. Atau pendapat yang mengatakan makan tak makan yang penting tak melekat. Benar dalam konteks tertentu, hanya berlaku bagi mereka yang kualitas batinnya telah berkomitmen melepas suka dan tak suka, inilah esensi tak melekat. Tak boleh menolak apa pun yang diberi. Ibaratnya, diberi makana hampir basi pun nggak boleh ada rasa tak suka dalam hati. Kisah berikut mungkin dapat memperjelas konteks aturan melatih makan tanpa memilih, melatih diri makan tak melekat. Suatu ketika Maha Kasyapa tak sengaja mendengar obrolan beberapa biksu yang ingin (memilih) ke sebuah rumah besar yang terkenal pemberian makanannya enak-enak. Maha Kasyapa lalu sengaja berjalan mengikuti rombongan biksu ini lalu memimpin perjalanan. Awalnya rute mereka seolah2 akan ke rumah besar, tiba-tiba Maha Kasyapa berbelok menuju sebuah jembatan. di bawah jembatan tersebut adalah pemukiman orang-orang miskin dan penderita kusta. Maha Kasyapa menuju ke salah satu rumah penduduk, dan memohon sedekah. Pemilik rumah tsb adalah seorang nenek tua penderita kusta dengan hanya semangkok bubur yang hampir basi di tangannya. Melihat Maha Kasyapa menyodorkan mangkok kosongnya kepadanya, nenek itu menolak,”jangan bhante, makanan ini tidak layak untuk dimakan dan saya tidak punya makanan lain untuk diberi.” Maha Kasyapa tetap menyodorkan mangkuknya, tak kuasa menolak lagi sang nenek pun menuangkan buburnya ke mangkuk Maha Kasyapa, tepat saat itu, nanah salah satu bagian telapak tangan nenek itu menetes. Beberapa rombongan biksu yang menyaksikan ini, ada yang hampir muntah. Namun Maha Kasyapa, di depan nenek ini langsung menghabiskan bubur pemberian sang nenek. Nah, dapat kita lihat, kualitas batin tanpa memilih, bebas dari rasa suka tak suka adalah kualitas batin yang hendaknya dimiliki jika berbicara makanan tidak mempengaruhi pencapaian kesucian. esensinya, kualitas batin apa yang kita miliki saat makan.

My special thanks to Augustinus Madyana Putra, who has recorded and uploaded Father’s preaching to youtube-Chindy Tan

Kiriman dari Yakobus Obie

Teman-teman yang baik…
Berikut saya postingkan rekaman homili yang disampaikan oleh Romo Y Dwi Harsanto, Pr beberapa waktu lalu di Gereja Pugeran.
Homili ini kemudian dirangkai dengan data-data visual yang menunjukkan keadaan bumi kita tercinta, sehingga pemirsa dengan sangat mudah mencerap pesan yang sangat berharga ini.

Satu hal sekarang yang mengancam dunia kita bersama adalah pemanasan global. Zaman sekarang, kalau Yohanes Pembaptis harus berseru-seru, Ia pasti akan berseru mengenai kiamat kita bersama yang diakibatkan oleh keserakahan kita, yang membuat dunia makin panas. Kalau kita menantikan kedatangan Kristus, sebenarnya bukan kedatangan kiamat 2012 itu, tapi kedatangan Yesus yang ingin kita bertindak nyata untuk menghentikan pemanasan global itu. Untuk menghentikan dunia yang tidak damai ini. Untuk menghentikan diri kita yang sering tidak bisa menguasai nafsu kita. Salah satu yang membuat kita ngawur, manja, yaitu kita menikmati kenikmatan-kenikmatan duniawi. Itu yang membuat pemanasan global. Apa itu? Makan daging. Daging dan ideologi dagingisme itu sudah menguasai seluruh kehidupan. Dan itu membuat dunia makin panas.

Menurut para ilmuwan, pemanasan global, 60% lebih, diakibatkan oleh peternakan. Ternak. Dan lagi, kotorannya itu bikin panas. Gas metan. Ini luar biasa.. Ini pengetahuan yang membuka, menurut Santo Paulus, yang membuat kita punya pengertian, pengetahuan yang benar, sehingga kita bisa memilih mana yang paling baik. Saya sendiri terbuka ketika mengetahui kenyataan ini. Membuka mata, itu benar. Dan itu sungguh-sungguh membuat kita semua, yang sudah kena ideologi dagingisme itu, merasa bahwa makan itu harus enak. Dan itu membuat dunia makin panas. Gas metan yang dikeluarkan itu dari peternakan, paling banyak, lalu membuat rumah kaca, efek rumah kaca. Lalu es di kutub utara mencair. Sekarang baru 17 cm pertambahan air laut, tapi nanti kalau diteruskan sampai es di kutub utara hilang, itu bisa 7 meter lebih. Pertambahan 17 cm ini sudah membuat gempa bumi di mana-mana. Mengapa? Karena bumi di bawah sana itu kan geser-geser, yang terdiri dari lapisan-lapisan. Kalau ditambah volume airnya, volume massa airnya, pasti akan makin tertekan. Pasti akan ambles, ambles. Maka sering gempa bumi. Sangat masuk akal. Dan menurut perhitungan, memang, hitungan tahun-tahun ke depan ini, es di kutub utara makin habis, dan lalu mau jadi apa? Dan itu pasti akan menaikkan suhu bumi. Dan pasti laut juga akan bertambah. Itu korelasinya sangat nyata, sangat scientific. Sangat ilmiah. Dan justru itu karena perilaku kita.

Kalau Yohanes berseru-seru “Bertobatlah..” Dan ingin Yesus supaya… Yesus yang tinggal di dunia bersama dia, ingin supaya dunia ini lestari, maka tidak ada kata lain, selain kita menghentikan gaya hidup yang hedonis, yang penuh kenikmatan, salah satu yang terpenting adalah kebiasaan makan daging. Yang serba nikmat itu, beralih ke, menurut Kejadian 1, ayat 29, “Aku telah menciptakan tumbuhan berbiji, Aku telah menciptakan semua itu… buah-buahan yang berbiji, dan itulah yang akan menjadi makananmu.” Menjadi sehat, menjadi tidak panas, menjadi adem, bertobat, mulai dari cara makan kita. Bertobat, mulai dari menghayati Yesus yang mau tinggal bersama kita semua, yang mencintai segala makhluk. Ia nanti lahir di kandang hewan… Ia mencintai hewan-hewan itu Ia sungguh tidak ingin terjadi kekerasan di antara kita, mulai dari makanan kita.

Kalau saya, saya tidak makan daging. Saya vegetarian untuk alasan kesehatan saya sendiri, maupun untuk alasan global warming. Untuk bertobat supaya kita berpengetahuan yang benar…”

Khotbah ini disampaikan oleh Romo Yohanes Dwi Harsanto, Pr. (Rohaniwan Gereja Katholik Keuskupan Agung Semarang ) dalam sebuah misa di Gereja Pugeran, Yogyakarta.

Videonya dapat diunduh di : http://www.youtube.com/watch?v=tUJkrbig3SU

Video ini hanya berdurasi 5 menit.

Tips untuk menonton video di Youtube :

1. Klik tombol play dan biarkan berjalan hingga video selesai meskipun koneksi internet terputus-putus.

2. Setelah selesai, geser tombol berbentuk bulat kembali ke posisi awal, lalu tekan tombol play. Video dapat ditonton lancar tanpa terputus-putus.

Al Gore akhirnya mengakui konsumsi daging merusak lingkungan dan secara pribadi telah turut jadi bagian dari solusi dengan mengurangi konsumsi daging di piring makannya.
I’m not a vegetarian, but I have cut back sharply on the meat that I eat,” he told ABC Television from New York.”It’s absolutely correct that the growing meat intensity of diets around the world is one of the issues connected to this global crisis – not only because of the CO2 involved, but also because of the water consumed in the process
sumber:


Ratu Beatrix mengumumkan akan berpartisipasi dalam SEHARI TANPA DAGING SETIAP HARI SENIN. Ratu Beatrix berjanji TIDAK AKAN ADA LAGI menu FOIE GRAS (makanan dari hati bebek/angsa) dalam perjamuan istana kerajaan. Pemerintah Belanda juga akan mengalokasi dana 6 juta gulden untuk MENGURANGI KONSUMSI DAGING dan global warming
Queen Beatrix of the Netherlands has announced she’s giving up meat one day a week and has promised to no longer serve foie gras at Royal Banquets.“Meat Free Mondays” hat to a costume ball held by Queen Beatrix as part of the annual “Prinsjesdag” celebrations.the Dutch government has announced plans to spend €6 million spend to help reduce meat consumption and fight global warming.

sumber:http://vegetarianstar.com/2009/09/26/queen-beatrix-gives-up-meat-once-a-week-bans-foie-gras/

I am sometimes asked: ‘Why do you spend so much of your time and money talking about kindness to animals when there is so much cruelty to men?’ I answer: “I am working at the roots.” – George T. Angell, Founder of Massachusetts SPCA

Victor Alexander Liem: Mula2 manusia memangsa binatang yang dianggap rendah. Lalu, manusia mulai memangsa manusia lain, tentu dengan anggapan ada “manusia rendah”.
Saya teringat ungkapan yang sering dikutip alm. Romo Mangun, “hommo homini lupus”
Manusia adalah pemangsa manusia lainnya, seperti serigala 🙂
(Respon dari artikel: Keenan dan Ocha, tak ada kata SULIT bagi mereka)

Hai Victor, terima kasih sudah mampir. Ego seperti apakah yang membuat manusia menggurat sejarah kekerasan perbudakan-rasisme, Holocaust-rasisme, heteroseksisme yang menyuburkan perdagangan manusia untuk kepentingan prostitusi, lalu yang sedang marak disoroti saat ini adalah kekerasan yang dilatari oleh spesiesme. Mungkin sudah saatnya bagi manusia menjernihkan spesiesme. Spesies manusia merasa lebih unggul dari spesies hewan hingga hewan ‘boleh’ diperlakukan sebagai ‘milik-properti’ . Hewan diperlakukan tak beda dengan benda. perasaan takut, marah, sakit saat disiksa hingga meregang nyawa ‘tak terlihat’ oleh ego manusia. Manusia sedang dan terus memelihara spesiesme ini, pertanyaannya, akan sampai kapan? Manusia butuh kejernihan hati dan akal, menimbang kembali apakah spesiesme layak dipelihara. Jika saja ada spesies yang lebih unggul dari manusia, penguasaan teknologi lebih tinggi dari manusia, manusia bisa saja dieksploitasi, dijadikan objek penelitian, bahkan dijadikan makanan. Saya jadi ingat film The Island, sebuah film futuristik yang mengisahkan tentang komodifikasi manusia kloning untuk kepentingan asuransi kesehatan.

Jaminan kesehatan diberikan dari ujung rambut sampai ujung kaki dengan adanya manusia kloning. Semua potensi penyakit dapat diatasi. Jika secara genetik Anda memilki potensi penyakit ginjal, diabetes atau jantung, Anda tidak perlu khawatir asal punya DUIT membayar asuransi, organ manusia kloning siap mengganti semua ‘onderdil’ yang bermasalah dalam tubuh Anda. Manusia kloning dengan rekayasa genetik sedemikian rupa diprogram agar tumbuh menjadi manusia yang super sehat untuk menjaga kualitas organnya. Namun rasa dan emosi mereka telah disetel, diprogram sedemikian rupa agar tidak ‘hidup’. Manusia kloning hidup tanpa rasa dan emosi meski dalam akhir cerita ada manusia kloning yang menyimpang , ada manusia kloning yang tetap punya emosi, hingga memberontak. Mereka tak ubahnya ‘benda’. Di sini manusia satu tidak melihat kelayakan yang sama dengan manusia lainnya, hingga Homo Homini Lupus, dominasi sesama spesies subur dan ‘sah-sah’ saja. Spesies manusia yang berduit ‘boleh-boleh’ saja memperlakukan manusia kloning sesuai kebutuhan mereka, karena mereka dianggap spesies manusia-benda.

Dalam dunia nyata wajah homo homini lupus sebenarnya tak asing dalam kasus perdagangan manusia entah untuk kepentingan sebagai buruh pabrik, pekerja di dunia prostitusi dengan berbagai modus. Di China modus terbanyak adalah penculikan, mulai dari anak kecil (biasanya untuk dijadikan pekerja seks untuk pedofilia) dan di Indonesia modusnya memanfaatkan keterjepitan keadaan ekonomi. Sebuah kasus di tempat saya dinas dulu terungkap, modus yang digunakan adalah meminta langsung ke orang tua korban dengan memberi segepok uang ke orang tua korban hingga rela melepas anaknya untuk dipekerjakan di Jepang sebagai duta budaya. Kenyataannya, setelah korban sampai di tujuan, korban disodorkan nota utang berisi rincian biaya perjalanan dan biaya pengurusan imigrasi dll. Kondisi terjepit seperti ini, korban tidak memiliki pilihan, hingga terpaksa bekerja di ‘panti’ jauh berbeda dari yang dijanjikan sebelumnya. Sampai pada titik ini, manusia juga telah melihat manusia lain tak ubahnya benda tak berhak punya rasa, yang bisa dieksploitasi. Mungkinkah bakat homo homini lupus ini lahir dan tumbuh, berakar dari sikap spesiesme kita terhadap hewan. Sadar tak sadar kita membiasakan diri ‘membenarkan’ mengabaikan rasa mereka. Kita terbiasa memperlakukan mereka seolah tak berhak punya rasa takut, rasa sakit dan rasa cinta akan hidup mereka sendiri. Sebuah ungkapan dari George Angell (1823-1909) sejalan dengan permenungan di atas. Saya kadang ditanya,”Mengapa engkau menghabiskan begitu banyak waktu dan uang berbicara tentang kebaikan kepada binatang padahal begitu banyak kekejaman atas manusia?” Saya menjawab,”Saya bekerja dari akarnya.”

“I hold flesh-food to be unsuited to our species. We err in copying the lower animal world if we are superior to it.” Mohandas K.Gandhi

Oleh. Chindy Tan

Berbicara tentang aspek spiritual, sentra poin yang ingin saya ulik adalah transformasi pengetahuan intelektual ke pengetahuan intuitif. Kemampuan transformatif ini saya yakin banyak kita temui pada anak-anak kecil yang sedari janin atau usia dini memilih menolak daging. Tanpa perlu argumen yang mengandalkan rasio mereka dengan kemampuan intuitifnya menetapkan pilihannya. Mungkin ini yang disebut dalam buku The Little Prince “You can only see things clearly with your heart. What essential is invisible to the eye”. Ocha (4th) anak asisten saya, sejak mengenal makanan padat memilih menolak makan daging,”kasihan” itu alasan yang berulang dikatakannya. Suatu ketika saat cukuran di salon, kapsternya menangkap seekor serangga, dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberikan kepada Ocha. Menerima ini, Ocha bertanya pada Bapaknya,”Pa, iki piye nek arep maem, ta’ lepas aja ya ben iso nyari maem”. Kepekaan terhadap makhluk lain (mungkin ini adalah pengetahuan intuitif) yang membuat Ocha dalam keadaan bagaimana pun tetap keukeuh menolak makan daging. Meski itu daging nabati. Saya pernah memberikan Mama Ocha daging nabati dan ketika ditawarkan kepada Ocha, Ocha menolak meski sudah diberi penjelasan oleh ibunya,”iki dudu daging, iki dari tante Dindi”. Ocha juga tidak segan memilih makan ketupat dengan kecap tok, saat dijamu makan sate oleh pamannya. Ayah Ocha, karena sungkan mencoba menyuapkan Ocha beberapa potong daging, namun Ocha bersikeras menolak,”oya geyem ya oya geyem, aku ojo dipokso” (nggak mau ya nggak mau, aku jangan dipaksa). Mereka tidak mengenal kata sulit dalam menolak daging, meski harus makan dengan menu terbatas. Bagi Ocha lebih ‘mudah’ makan ketupat dengan kecap daripada harus mengabaikan rasa kasihannya. Mereka mampu melihat HIDUP MAKHLUK LAIN JUGA BERHARGA dan selayaknya dihargai.

Ternyata sikap serupa ditunjukkan oleh Keenan, putra Reza-Dee dan Marcell-Rima. Seminggu yang lalu pasien saya bercerita tentang sikap keukeuh Keenan menolak daging, tiruan sekalipun. Ketika makan bersama ayahnya Marcell, Rima Melati Siahaan-Adams, di sebuah restoran vegetarian, Keenan menolak makan daging-dagingan. “Saya cuma mau makan tahu sama tempe” tegas Keenan. Meski telah dijelaskan Marcell bahwa ‘daging’ tersebut juga vegetarian, Keenan tetap keukeuh minta tahu sama tempe. Akhirnya Rima meminta kepada pelayan untuk membuatkan masakan baru,”tolong buatkan lagi masakan yang masih kelihatan tahu dan tempenya ya”. Saya tidak tahu pasti mengapa anak-anak ini menolak daging tiruan sekalipun. Seorang rekan saya pernah bercelutuk tidak seharusnya kita memberi nama “bebek vegetarian, ayam vegetarian, babi merah vegetarian, karena pemakaian nama hewan pada makanan-makanan tersebut tidak membantu menjernihkan posisi hewan bukan makanan”.

Kisah-kisah serupa mungkin semakin banyak, dan kita tidak pernah tahu pasti mengapa. Mungkin ‘pengetahuan’ mereka ini analog dengan kisah Negeri Mata Satu.
Suatu waktu di Negeri Mata Satu lahirlah seorang bayi dengan dua mata. Anak itu, anak bahagia. Orang tuanya mencintainya dan senang mengemongnya. Tetapi mereka cemas karena anak itu aneh, matanya dua. Dokter-dokter yang mereka panggil geleng-geleng kepala dan heran. Tetapi mereka berkata,”Apa boleh buat? Tidak mungkin disembuhkan.” Pada suatu hari yang menggemparkan, ia melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat orang -orang lain. Ia tidak melihat seperti orang-orang lain yang hanya hitam dan putih. Ia melihat warna-warna. Orang tuanya dan sahabat-sahabatnya terheran-heran karena ia pandai bercerita tentang temuan-temuan yang menggetarkan hati, yang tidak dapat dilihat mereka. Ia berbicara dengan kata-kata yang belum pernah mereka dengar seperti ‘merah,’ ‘kuning’ dan ‘hijau’
(Manusia Pascamodern, Semesta dan Tuhan-Romo Mangun)

Dapatkah kita persepsikan ‘makan daging adalah hal yang alami’ sebagai pengetahuan hitam putih yang kadung berakar dan menjadi budaya manusia dalam memilih makanannya. Ketika anak-anak ini datang dengan penglihatan warna yang berbeda, manusia mampu hidup tanpa daging, adalah warna lain yang masih sulit diterima dan dipahami.
Gulir zaman menunjukkan pilihan sikap anak-anak ini untuk meat out, diakui secara ilmiah sebagai kebutuhan global. Manusia perlu menjernihkan kembali pilihan makannya. Dan pengetahuan intuitif anak-anak ini menyentil rasio siapa saja. Menantang kita untuk mendefenisikan arti cukup bermula dari isi piring jika peradaban manusia ingin bertahan. Gerakan perubahan kini bukan skala individu melainkan sudah tingkat negara-Belgia yang kini dikenal sebagai negara vegetarian pertama di dunia, Kelompok negara-Eropa: mengharuskan tiap negara Eropa membuat laporan kontribusi gas rumah kaca dari pola makan daging, tingkat kebijakan-semua rumah sakit UK akan berlakukan menu TANPA DAGING untuk pasien. Tidakkah arus perubahan ini semakin jelas menegaskan, kita butuh berubah.

ps.artikel ini dipubilkasi atas sepengetahuan dan seijin Dee dan Marcell, artikel ini akan dipublikasikan juga di majalah Info Vegetarian edisi 4

“Ketika bias paham kita akan budaya domestifikasi dan komodifikasi hewan telah terpapar jelas, angin perubahan telah sampai di ambang pintu. Modal selanjutnya yang paling mendasar untuk membuka gerbang perubahan dan menjadi bagian dari perubahan itu adalah kejujuran pada diri sendiri untuk mengakui bias tersebut. Karena ternyata tidak banyak yang mau dan mampu jujur pada dirinya bahwa hidup kita tidak selayaknya berdiri di atas kesakitan, penyiksaan, kematian makhluk lain, kemampuan mereka untuk merasakan sakit bukanlah omong kosong hingga bisa diabaikan begitu saja. Ketika berada dalam kondisi terbatas sehingga kadang harus menahan lapar, inspirasi anak-anak kecil Ocha dan Keenan mungkin bisa membantu menepis rasa ‘sulit’ dengan sikap mereka,”lebih mudah makan terbatas daripada harus mengabaikan rasa kasihan karena kecintaan akan hidup bukan hanya milik manusia”. Rasa belas kasih inilah yang mempertautkan persaudaraan manusia dengan laksa ciptaan lain layaknya darah yang mempertautkan sebuah keluarga-Chief seattle. Buah budaya memperlakukan hewan tidak lebih dari benda/produk telah memukul balik dari segala arah, kerusakan lingkungan, ketimpangan akses pangan, epidemi penyakit sistemik dan mutasi penyakit-penyakit baru (seperti virus H1N1-Huffington Post” Swine Flu Outbreak-Nature Biting Back at Industrial Animal Production?” May 2, 2009). Arus fakta-fakta bahwa pilihan makan manusia mengancam peradaban manusia itu sendiri, benang merahnya semakin tebal. Mari miliki kepala dingin dan kejujuran mengakui fakta ini jika kita sadar bumi kita tidak dalam keadaan baik-baik saja. Kejujuran ini jualah yang akan menjaga sikap setia dan konsisten pada pilihan tersebut” Chindy Tan-Jogja 10 Agustus 2009 00:25 dini hari

Oleh Chindy Tan

Embun menyapa daun memberi kesejukan tanpa melekat, sang daun sadar kesejukan bukanlah miliknya hingga tak cukup alasan baginya untuk menahan embun untuk tetap tinggal, hukum jatah tempo membatasi perjumpaan embun dan daun, hingga mereka memilih belajar ‘tau diri’ menikmati sinergi sesuai jatah tanpa ada sesal melainkan ikhlas mengiring ketika nikmat sinergi harus berlalu. Ikhlaslah yang kan menggenapi persembahan embun kepada sang daun, membasahi tiap detil pori daun, memberinya hidup, embun mengantar daun bertumbuh Demikianlah cinta yang telah berjumpa, bermuara pada kedalamannya, cinta yang beriringan dalam jalan tumbuh
Karya ini dipublikasikan juga di Komunitas Sastra Air Putih

Irama Cinta dalam Setetes Embun

Irama Cinta dalam Setetes Embun


Sumber gambar: sedang dicari lagi
Love one another, but make not a bond of love Let it rather be a moving sea between the shores of your souls. Fill each other’s cup, but drink not from one cup. Give one another of your bread, but eat not from the same loaf. Sing and dance together and be joyous, but let each one of you be alone, Even as the strings of a lute are alone though they quiver with the same music. Give your hearts, but not into each other’s keeping; For only the hand of Life can contain your hearts. And stand together yet not too near together; For the pillars of the temple stand apart, And the oak tree and the cypress grow not in each other’s shadow. Poem by Khalil Gibran (aka Kahlil Jubran)

Prince Alwaleed, who’s full name is (take a deep breath) Prince Al-Waleed bin Talal bin Abdul Aziz Al Saud, is often called the Arabian Warren Buffet.

A member of the Saudi Royal family, Alwaleed is the nephew of the Saudi Arabia King Abdullah, and the grandson of the first Lebanese prime minister after independence Riad as-Solh.

He’s ranked by Forbes as one of the top 25 richest people in the world and amassed his fortune through the stock market and real estate.

Dealbreaker.com recently got some insight on how Warren Buffet of Arabia keeps his body as well as his portfolio healthy.
prince

“In 1985 he earned an M.A. with honors in Social Science from Syracuse University. During that time, he recalls, he put on a lot of weight. He’s been extremely health-conscious ever since and is now a strict vegetarian who avoids fatty foods, exercises every day and devotes himself to keeping fit. He is a keen cyclist who makes habit of riding for at least one hour a day, although he concedes to keeping a phone handy for deal making. He also puts swimming, walking and skiing on his agenda whenever possible.”
sumber

Richard bertanya: yang diriku maksud itu terkait pengaruh makanan pada pertumbuhan spiritual, fisik, mental, dan sosial dari individu atau komunitas

Pengaruh pola vegetarian terhadap berbagai aspek sebenarnya sudah tercermin dari asal kata vegetarian itu sendiri yakni vegetus yang artinya lincah, segar, penuh daya semangat hidup (lively, fresh, vigorous). Meminjam frase Vegetus Libertas yang dipopulerkan Dewi ‘Dee’ Lestari, lebih utuh memberikan gambaran apa vegetarian itu sebenarnya. Hidup yang menguatkan budi. Vegetarian adalah makanan yang menguatkan budi. Makanan yang memerdekakan. Pilihan makan yang mengantar manusia untuk terus berevolusi menuju ke jati dirinya.
Mari kita simak satu persatu pengaruh makanan terhadap:

FISIK
Dalam tes daya tahan tubuh yang dilakukan Universitas Yale oleh Dr. Irving Fisher, terhadap para atlet di Yale,para instruktur, para dokter dan perawat ditemukan bahwa kelompok VEGETARIAN memiliki stamina DUA KALI LEBIH KUAT dibanding kelompok PEMAKAN DAGING. Tes yang sama dilakukan oleh J.H. Kellog di BAttle Creek sanitarium di Michigan dan hasilnya mengukuhkan Dr. Fisher

MENTAL DAN SOSIAL

–Kelompok vegetarian lebih stabil emosinya daripada kelompoknon vegetarian (Armina, Wismanto, Y.B & Yudiati, E.A. 2000-Kestabilan emosi antara vegetarian dan non vegetarian. Psikodimensia. 1:66-70

–Mahasiswa yang berkomitmen sebagai vegetarian memiliki kendali emosi yang lebih tinggi daripada yang tidak berkomitmen sebagai vegetarian (Cahyana, V.A. 2003. Perbedaan Kendali Emosi Pada Mahasiswa Vegetarian dan Non Vegetarian. Skripsi. Tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM)

–Penelitian Stein dan Nemeroft (Rozin, Markwith & Stoess, 1997) menunjukkan bahwa murid-murid dengan pola makan vegetarian digambarkan lebih baik hati dan menyenangkan daripada yang mempunyai pola makan yang tidak sehat dan berkadar lemak tinggi.

–Pola makan vegetarian meningkatkan jumlah Sex Hormone Binding Globulin (SHBG) dalam darah. SHBG adalah molekul protein yang berperan sebagai ‘pesawat pengangkut’ yang menahan hormon-hormon seks sampai mereka dibutuhkan. SHBG ini menjaga hormon seks tetap terkontrol (Izotop, 2001) Hasilnya adalah intensitas agresi yang rendah, lebih baik hati dan juga menajdi lebih sabar (dapat mengontrol dirinya lebih baik)

–Individu yang menjalani pola makan vegetarian secara tidak langsung telah dapat mengendalikan haw nafsu atau emosinya untuk tidak mencicipi makanan yang beraroma merangsang. Seseorang yang dapat mengekang diri dalam soal makanan, maka dengan sendirinya individu tersebut memiliki kapasitas untuk dapat mengekang hal-hal lain temasuk mengekang emosi dan kemarahannya (Armina, Psikodimensia-2000)

Masalah apakah apa yang dimakan dapat mempengaruhi perilaku atau tidak, menurut Rozin, P, Markwith, M&Stoess, C 1997. dalam Moralization and Becoming a Vegetarian: The Transformation of Preferences Into Values and the Recruitment of Disgust. Pshycological sciences. 8, menjelaskan bahwa dalam masyarakat moderen maupun tradisional pandangan “you are what you eat” telah menjadi manifestasi berlakunya Sympathetic magical law of contangion,”yaitu manusia ingin membedakan dirinya dengan binatang, namun dengan tetap mengonsumsi, manusia akan memiliki sifat-sifat binatang tersebut. Penelitian Stein dan Nemeroft tahun 1995 (Rozin, 1997) dengan menggunakan teknik impresi Asch pada murid-murid sekolah di Amerika, menunjukkan bahwa murid-murid yang mempunyai pola makan vegetarian digambarkan lebih baik hati dan menyenangkan dibandingkan yang menganut pola makan yang tidak sehat dan berkadar lemak tinggi. (skripsi: Kontrol Diri Antara Pola Makan Vegetarian dan Non Vegetarian pada Mahasiswa di DIY, Uyun Racmawati, 2008, Universitas Ahmad Dahlan)

—Kaitan makanan dengan perilaku juga dibuktikan korelasinya di Central Alternative High School yaitu sekolah tinggi anak-anak yang memiliki perilaku bermasalah. “Kami menyajikan sayur-sayuran dan buah-buahan tanpa bahan pengawet. Semua makanan kami buat tanpa proses pemanggangan dan penggorengan. Di sini kami juga TIDAK MENGENAL DAGING. “Greg Bretthauer-Dekan Applleton Wiscosin-Central High School. “Kami meniadakan mesin soft drink dan junk food. Kami melihat, hal ini MEMBUAT PERUBAHAN YANG BESAR PADA SISWA.” Debra Larson-School Social Worker (Film Dokumenter Supersize Me, 2004)

Bang untuk pengaruh makanan terhadap aspek spiritual sedang menunggu ijin dari Dee ya, akan saya poskan segera setelah ijin turun;)
Demikian Richard, semoga informasi ini dapat memberi masukan ya..
terima kasih

Yohanes Dwi Harsanto
Sekretaris Eksekutif Komisi Kepemudaan
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI)
(Executive Secretary of Youth Commission
Bishop’s Conference of Indonesia)
June 7 at 11:13pm
romo
sumber gambar

Sharing. Tadi siang saya ada di sebuah acara di kawasan Pegangsaan Jakarta. Ketika saat santap siang tiba, banyak hidangan menu daging. Saya dengan jelas namun wajar, memilih makan nasi, sayur-sayuran dan buah belaka. Seorang ibu mendekati saya, “Apakah Romo Vegetarian?” Dengan mantap saya jawab “Benar, Bu, saya vegetarian”. Ibu itu dengan positif menanggapi bahwa vegetarian bagus untuk membina kehidupan. Dan para lelaki dewasa gendut-gendut nyeletuk: “Ah, apa enaknya”… Setelah santap siang selesai, tampak para lelaki gendut-gendut itu merasa kepanasan, buka kancing baju, tidak tenang. Mereka kekenyangan. Saya katakan: “Itulah beda vegetarian dan pemakan daging dan segala lemak. Anda semua kegerahan, sementara saya tetep enjoy haha..” Mereka tertawa tanpa bisa menyangkal kenyataan itu. Salam
YDHpr

Romo Santo adalah salah seorang pembina Jejaring Muda Katolik, aktif memberi pendidikan politik pada Kaum Muda Katolik Indonesia

sharing ini, atas seijin Romo juga akan dipublikasikan di Majalah Info Vege edisi 4

Tanya: Mbak Chindy, kmrn temenku ada yg nanya, para veggie ada yg punya masalah dgn asam urat nggak ya? bisa bantu referensi? (Dyah Pratitasari)

Jawab: untuk asam urat, pada prinsipnya resiko pada vegetaris lebih kecil. saya sendiri sudah 14 tahun vege dan hasil cek terakhir asam urat saya 3.4mg/dL, nilai rujuk normal <6.0 mg/dL(per tgl 13 okt 2008). Jadi masuk range normal;)
Salah satu indikator tinggi rendahnya asam urat sso dilihat dari formasi kristal atau batu asam urat. Resiko ini diteliti pada 15 subjek, selama 12 hari mengonsumsi tinggi protein nabati dibandingkan dengan konsumsi tinggi protein hewani , hasilnya: Breslau menemukan adanya peningkatan ekskresi asam urat dan peningkatan resiko formasi batu asam urat pada kelompok yang konsumsi protein hewani.Uji yang berbeda dilakukan pada tahun 2002, parameter urin setelah 5 hari konsumsi diet vegetarian dibandingkan dengan konsumsi ala western plus omnivora. Hasilnya, ekskresi asam urat menurun secara signifikan setelah diet vegetarian bahkan bisa mereduksi resiko kristalisasi asam urat hingga 93% dibandingkan dengan diet ala western.

Sebagai tambahan info mari simak penelitian berikut:
In a 12-year study that followed eating habits and gout incidence in large number of men it was found that eating food rich in purine, such as meat and seafood, was associated with high risk of gout, whereas a higher level of consumption of dairy products was associated with a reduced risk. Moderate intake of purine-rich vegetables or protein was not associated with an elevated risk of gout.
Demikian infonya Mba, semoga bermanfaat ya…
ref bisa baca lebih lanjut di buku Food and Nutrients in Disease Management
Oleh Ingrid Kohlstadt, alamat situsnya

World-renowned figures as diverse as philosophers Plato and Nietzsche, political leaders Benjamin Franklin and Gandhi, and pop icons Paul McCartney and Bob Marley have all advocated a vegetarian diet. Science is also on the side of vegetarianism. Multitudes of studies have demonstrated the remarkable health benefits of a vegetarian diet.

“Vegetarian” is defined as avoiding all animal flesh, including fish and poultry. Vegetarians who avoid flesh, but do eat animal products such as cheese, milk, and eggs, are ovo-lacto-vegetarians (ovo = egg; lacto = milk, cheese, etc.). The ranks of those who abstain from all animal products are rapidly growing; these people are referred to as pure vegetarians or vegans. Scientific research shows that health benefits increase as the amount of food from animal sources in the diet decreases, so vegan diets are the healthiest overall.
Preventing Cancer

Vegetarian diets—naturally low in saturated fat, high in fiber, and replete with cancer-protective phytochemicals—help to prevent cancer. Large studies in England and Germany have shown that vegetarians are about 40 percent less likely to develop cancer compared to meat-eaters.1-3 In the United States, studies of Seventh-Day Adventists have shown significant reductions in cancer risk among those who avoided meat.4,5 Similarly, breast cancer rates are dramatically lower in nations, such as China, that follow plant-based diets.6 Interestingly, Japanese women who follow Western-style, meat-based diets are eight times more likely to develop breast cancer than women who follow a more traditional plant-based diet.7 Meat and dairy products contribute to many forms of cancer, including cancer of the colon, breast, ovaries, and prostate.

Harvard studies that included tens of thousands of women and men have shown that regular meat consumption increases colon cancer risk by roughly 300 percent.8,9 High-fat diets also encourage the body’s production of estrogens, in particular, estradiol. Increased levels of this sex hormone have been linked to breast cancer. A recent report noted that the rate of breast cancer among premenopausal women who ate the most animal (but not vegetable) fat was one-third higher than that of women who ate the least animal fat.10 A separate study from Cambridge University also linked diets high in saturated fat to breast cancer.11 One study linked dairy products to an increased risk of ovarian cancer. The process of breaking down the lactose (milk sugar) into galactose evidently damages the ovaries.12 Daily meat consumption triples the risk of prostate enlargement. Regular milk consumption doubles the risk and failure to consume vegetables regularly nearly quadruples the risk.13

Vegetarians avoid the animal fat linked to cancer and get abundant fiber, vitamins, and phytochemicals that help to prevent cancer. In addition, blood analysis of vegetarians reveals a higher level of “natural killer cells,” specialized white blood cells that attack cancer cells.14
Beating Heart Disease

Vegetarian diets also help prevent heart disease. Animal products are the main source of saturated fat and the only source of cholesterol in the diet. Vegetarians avoid these risky products. Additionally, fiber helps reduce cholesterol levels15 and animal products contain no fiber. When individuals switch to a high-fiber, low-fat diet their serum cholesterol levels often drop dramatically.16,17 Studies have demonstrated that a low-fat, high-fiber, vegetarian or vegan diet combined with stress reduction techniques, smoking cessation, and exercise, or combined with prudent drug intervention, could actually reverse atherosclerosis—hardening of the arteries.18,19 Heart diets that include lean meat, dairy products, and chicken are much less effective, usually only slowing the process of atherosclerosis.
Lowering Blood Pressure

In the early 1900s, nutritionists noted that people who ate no meat had lower blood pressure.20 They also discovered that vegetarian diets could, within two weeks, significantly reduce a person’s blood pressure.21 These results were evident regardless of the sodium levels in the vegetarian diets. People who follow vegetarian diets typically have lower blood pressure.22-24 No one knows exactly why vegetarian diets work so well, but probably cutting out meat, dairy products, and added fats reduces the blood’s viscosity (or “thickness”) which, in turn, brings down blood pressure.25 Plant products are generally lower in fat and sodium and have no cholesterol at all. Vegetables and fruits are also rich in potassium, which helps lower blood pressure.
Preventing and Reversing Diabetes

Non-insulin-dependent (adult-onset) diabetes can be better controlled and sometimes even eliminated through a low-fat, vegetarian diet along with regular exercise.26 Such a diet, low in fat and high in fiber and complex carbohydrates, allows insulin to work more effectively. The diabetic person can more easily regulate glucose levels. While a vegetarian diet cannot eliminate the need for insulin in people with type 1 (insulin-dependent) diabetes, it can often reduce the amounts of insulin used. Some scientists believe that insulin-dependent diabetes may be caused by an auto-immune reaction to dairy proteins.27,28
Gallstones, Kidney Stones, and Osteoporosis

Vegetarian diets have been shown to reduce one’s chances of forming kidney stones and gallstones. Diets that are high in protein, especially animal protein, tend to cause the body to excrete more calcium, oxalate, and uric acid. These three substances are the main components of urinary tract stones. British researchers have advised that persons with a tendency to form kidney stones should follow a vegetarian diet.29 The American Academy of Family Physicians notes that high animal protein intake is largely responsible for the high prevalence of kidney stones in the United States and other developed countries and recommends protein restriction for the prevention of recurrent kidney stones.30

Similarly, high-cholesterol, high-fat diets—the typical meat-based diet—are implicated in the formation of gallstones. The consumption of meaty diets, compared to vegetarian diets, has been shown to nearly double the risk of gallstones in women.31

For many of the same reasons, vegetarians are at a lower risk for osteoporosis. Since animal products force calcium out of the body, eating meat can promote bone loss. In nations with mainly vegetable diets (and without dairy product consumption), osteoporosis is less common than in the U.S.,even when calcium intake is also less than in the U.S.32 Calcium is important, but there is no need to get calcium from dairy products. For more information on protecting your bones, contact PCRM for additional reference materials or visit http://www.strongbones.org.
Asthma

A 1985 Swedish study demonstrated that individuals with asthma practicing a vegan diet for a full year have a marked decrease in the need for medications and in the frequency and severity of asthma attacks. Twenty-two of the 24 subjects reported improvement by the end of the year.33
Common Concerns

Some people still worry about whether a vegetarian diet can provide all essential nutrients. However, it is very easy to have a well-balanced diet with vegetarian foods, since these foods provide plenty of protein. Careful combining of foods is not necessary. Any normal variety of plant foods provides more than enough protein for the body’s needs. Although there is somewhat less protein in a vegetarian diet than a meat-eater’s diet, this is actually an advantage. Excess protein has been linked to kidney stones, osteoporosis, and possibly heart disease and some cancers. A diet focused on beans, whole grains, and vegetables contains adequate amounts of protein without the “overdose” most meat-eaters get.

Calcium is easy to find in a vegetarian diet. Many dark green leafy vegetables and beans are loaded with calcium, and some orange juices, non-dairy “milks,” and cereals are calcium-fortified. Iron is plentiful in whole grains, beans, and fruits.
Vitamin B12

Vitamin B12 is a genuine issue for vegans, although very easy to deal with. Found mainly in animal products, small amounts may be found in plant products due to bacterial contamination.34,35 However, these plant and fermented foods, such as spirulina, sea vegetables, tempeh, and miso, do not provide an active and reliable source,36 so vitamin B12 must be obtained elsewhere in the diet. Regular intake of vitamin B12 is important to meet nutritional needs. Good sources include all common multiple vitamins (including vegetarian vitamins), fortified cereals, nutritional yeast, and fortified soymilk. It is especially important for pregnant women, breast-feeding mothers, and children to get enough vitamin B12.
Special Concerns: Pregnancy, Infants, and Children

During pregnancy, nutritional needs increase. The American Dietetic Association has found vegan diets adequate for fulfilling nutritional needs during pregnancy, but pregnant women and nursing mothers should supplement their diets with vitamins B12 and D.36 Most doctors also recommend that pregnant women supplement their diet with iron and folic acid, although vegetarians normally consume more folic acid than meat-eaters.

Vegetarian women have a lower incidence of pre-eclampsia in pregnancy and significantly more pure breast milk. Analyses of vegetarians’ breast milk show that the levels of environmental contaminants in their milk are much lower than in non-vegetarians.37 Studies have also shown that in families with a history of food allergies, when women abstain from allergenic foods, including milk, meat, and fish, during pregnancy, they are less likely to pass allergies onto the infant.38 Mothers who drink milk pass cow antibodies along to their nursing infants through their breast milk. These antibodies can cause colic.

Vegetarian children also have high nutritional needs, but these are met within a vegetarian diet. A vegetarian menu is life extending. As young children, vegetarians may grow more gradually, reach puberty somewhat later, and live substantially longer than do meat-eaters. For more information on these topics, visit http://www.pcrm.org/health.
Further Reading

For more information on vegetarian diets, PCRM recommends:
• Breaking the Food Seduction, by Neal Barnard, M.D.
• Foods That Fight Pain, by Neal Barnard, M.D.
• Eat Right, Live Longer, by Neal Barnard, M.D.
• Food for Life, by Neal Barnard, M.D.
• The McDougall Plan, by John McDougall, M.D.
• Dr. Dean Ornish’s Program for Reversing Heart Disease, by Dean Ornish, M.D.

References
1.Thorogood M, Mann J, Appleby P, McPherson K. Risk of death from cancer and ischaemic heart disease in meat and non-meat eaters. Br Med J 1994;308:1667-70.
2. Chang-Claude J, Frentzel-Beyme R, Eilber U. Mortality patterns of German vegetarians after 11 years of follow-up. Epidemiology 1992;3:395-401.
3. Chang-Claude J, Frentzel-Beyme R. Dietary and lifestyle determinants of mortality among German vegetarians. Int J Epidemiol 1993;22:228-36.
4. Phillips RL. Role of lifestyle and dietary habits in risk of cancer among Seventh-Day Adventists. Cancer Res (Suppl) 1975;35:3513-22.
5. Barnard ND, Nicholson A, Howard JL. The medical costs attributable to meat consumption. Prev Med 1995; 24:646-55.
6. Campbell, TC, Chen J. Diet and chronic degenerative diseases: Perspectives from China. Am J Clin Nutr 1994;59:1153S–61S.
7. Trichopoulos D, Yen S, Brown J, Cole P, MacMahon B. The effect of westernization on urine estrogens, frequency of ovulation, and breast cancer risks: a study in ethnic Chinese women in the Orient and in the U.S.A. Cancer 1984;53:187-92.
8. Giovannucci E, Rimm EB, Stampfer MJ, Colditz GA, Ascherio A, Willett WC. Intake of fat, meat, and fiber in relation to risk of colon cancer in men. Cancer Res 1994;54:2390-7.
9. Willett WC, Stampfer MJ, Colditz GA, Rosner BA, Speizer FE. Relation of meat, fat, and fiber intake to the risk of colon cancer in a prospective study among women. N Engl J Med 1990;323:1664-72.
10. Cho E, Speigelman D, Hunter DJ, Chen WY, Stampfer MJ, Colditz GA, Willett WC. Premenopausal fat intake and risk of breast cancer. J Natl Cancer Inst 2003;95:1079-85.
11. Bingham SA, Luben R, Welch A, Wareham N, Khaw KT, Day N. Are imprecise methods obscuring a relation between fat and breast cancer? Lancet 2003;362:212-4.
12. Cramer DW, Harlow BL, Willett WC. Galactose consumption and metabolism in relation to the risk of ovarian cancer. Lancet 1989;2:66-71.
13. Araki H, Watanabe H, Mishina T, Nakao M. High-risk group for benign prostatic hypertrophy. Prostate 1983;4:253-64.
14. Malter M, Schriever G, Eilber U. Natural killer cells, vitamins, and other blood components of vegetarian and omnivorous men. Nutr Cancer 1989;12:271-8.
15. Sacks FM, Castelli WP, Donner A, Kass EH. Plasma lipids and lipoproteins in vegetarians and controls. N Engl J Med 1975;292:1148-52.
16. Barnard RJ, Inkeles SB. Effects of an intensive diet and exercise program on lipids in postmenopausal women. Women’s Health Issues 1999;9:155-61.
17. Barnard ND, Scialli AR, Bertron P, Hurlock D, Edmonds K, Talev L. Effectiveness of a low-fat vegetarian diet in altering serum lipids in healthy premenopausal women. Am J Cardiol. 2000;85:969-72.
18. Ornish D, Brown SE, Scherwitz LW. Can lifestyle changes reverse coronary heart disease? Lancet 1990;336:129-33.
19. Esselstyn CB Jr, Ellis SG, Medendorp SV, Crowe TD. A strategy to arrest and reverse coronary artery disease: a 5-year longitudinal study of a single physician’s practice. J Fam Pract. 1995;41:560-8.
20. Salie F. Influence of vegetarian food on blood pressure. Med Klin 1930;26:929-31.
21. Donaldson AN. The relation of protein foods to hypertension. Calif West Med 1926;24:328-31.
22. Rouse IL, Beilin LJ. Editorial review: vegetarian diet and blood pressure. J Hypertension 1984;2:231-40.
23. Lindahl O, Lindwall L, Spangberg A, Stenram A, Ockerman PA. A vegan regimen with reduced medication in the treatment of hypertension. Br J Nutr 1984;52:11-20.
24. Appleby PN, Davey GK, Key TJ. Hypertension and blood pressure among meat eaters, fish eaters, vegetarians and vegans in EPIC-Oxford. Public Health Nutr 2002;5:645-54.
25. Ernst E, Pietsch L, Matrai A, Eisenberg J. Blood rheology in vegetarians. Br J Nutr 1986;56:555-60.
26. Nicholson AS, Sklar M, Barnard ND, et al. Toward improved management of NIDDM: A randomized, controlled, pilot intervention using a low-fat, vegetarian diet. Prev Med 1999;29:87-91.
27. Scott FW. Cow milk and insulin-dependent diabetes mellitus: is there a relationship? Am J Clin Nutr 1990;51:489-91.
28. Karjalainen J, Martin JM, Knip M, et al. A bovine albumin peptide as a possible trigger of insulin-dependent diabetes mellitus. N Engl J Med 1992;327:302-7.
29. Robertson WG, Peacock M, Heyburn PJ. Should recurrent calcium oxalate stone formers become vegetarians? Br J Urol 1979;51:427-31.
30. Goldfarb DS, Coe FL. Prevention of Recurrent Nephrolithiasis. Am Fam Physician 1999;60:2269–76.
31. Pixley F, Wilson D, McPherson K, Mann J. Effect of vegetarianism on development of gall stones in women. Br Med J (Clin Res Ed) 1985;291:11-2.
32. Hegsted DM. Calcium and osteoporosis. J Nutr 1986;116:2316-9.
33. Lindahl O, Lindwall L, Spangberg A, Stenram A, Ockerman PA. Vegan regimen with reduced medication in the treatment of bronchial asthma. J Asthma 1985;22:45-55.
34. Herbert V. Vitamin B-12: plant sources, requirements, and assay. Am J Clin Nutr 1988;48:852-8.
35. Rauma A, Torronen R, Hanninen O, Mykkanen H. Vitamin B-12 status of long-term adherents of a strict uncooked vegan diet (“living food diet”) is compromised. J Nutr 1995;125:2511-5.
36. Position of the American Dietetic Association: vegetarian diets. J Amer Diet Assoc 2003;103(6):748-765.
37. Hergenrather J, Hlady G, Wallace B, Savage E. Pollutants in breast milk of vegetarians (letter). N Engl J Med 1981;304:792.
38. Allergies in infants are linked to mother’s diets. New York Times, 30 August 1990.

sumber

By William Sitwell [updated]
source:MailOnline
Watch out, the food police are on the prowl again – and they’ve got your lunchtime sandwich in their sights.

This time it’s tuna that has got them in a flap. And so effective has their campaign been that Julian Metcalfe, the man behind the Pret A Manger sandwich bar chain, has announced he is banning tuna from his sarnies and sushi boxes.

Such is the market dominance of Pret that other retailers are now expected to follow suit.

His decision was prompted by the hard-hitting documentary The End Of The Line, which its makers hope will do for the world’s oceans what An Inconvenient Truth did for climate change – raising awareness about an imminent ecological crisis.
end of line

The End of the Line is a powerful film about one of the world’s most disturbing problems – over-fishing. Advances in fishing technology mean whole species of wild fish are under threat and the most important stocks we eat are predicted to be in a state of collapse by 2050. The film points the finger at those most to blame, including celebrity chefs, and shows what we can do about it. This is not just a film, it is also a campaign

http://www.endoftheline.com

Ps Film ini akan dirilis tanggal 12 Juni 2009


Film dokumenter H O M E,
Dari penulis buku terlaris di dunia, Earth Above, hadir kembali dengan karya baru yang cemerlang. Home, film dengan judul buku yang sama, menghadirkan gambar-gambar yang menakjubkan. Sebuah ekploitasi dunia lengkap dengan foto-foto terkenal karya Arthus-Bertrand dilengkapi teks informatif oleh tim Good Planet, sebuah organisasi non-profit yang mempromosikan pemeliharaan lingkungan hidup. Home menghadirkan keindahan Bumi dan mengajak seluruh umat manusia untuk menjaganya dari kehancuran.
Film ini ditayangkan secara serentak mulai tanggal 5 Juni-14 Juni 2009 3 benua, lebih dari 50 negara, termasuk Indonesia, ditayangkan gratis lewat televisi, bioskop, internet klik disini . Berkisah tentang Bumi dan evolusi semua makhluk hidup, dan bagaimana manusia yang paling muda umur eksisnya justru merupakan oknum yang paling bertanggung jawab atas kerusakan bahkan kehancuran Bumi. Film ini juga mengupas tentang inefisiensi hasil pertanian untuk memproduksi daging.
Arthus-Bertrand berkata, “50 persen hutan yang telah hilang, bukanlah hal yang paling penting, melainkan 50 persen yang masih tersisa”

Ps.Buruan Download, gratis hanya sampai tanggal 14 Juni 2009
Buat kamu yang sudah menonton film HOME, jangan buang potongan tiket kamu, karena kamu bisa bawa potongan tiket ke:

Jalan KH Wahid Hasyim No. 96
Menteng
Jakarta Pusat
Kontak: Yayu Roisamri

Mulai tanggal 8 – 19 Juni 2009 pukul 10.00 – 16.00 WIB (jam kerja)

Bagi empat orang pertama yang menukarkan, akan mendapatkan 1 (satu) buah DVD Original HOME
sumber info

Oleh Chindy Tan

Satu-satunya doa yang diajarkan langsung oleh Yesus Kristus adalah doa Bapa Kami dan satu petikan yang memuat harapan Yesus adalah,” jadilah kehendakMu di Bumi seperti di Surga….”
Kehendak dari langit turun membumi, menjadikan apa yang berlaku di surga juga berlaku di muka bumi. Saya jadi ingat lagu pengamen yang kerap dilantunkan di bus jurusan Jogja-Solo…neng akheerat ora ono londo lewat, neng akheerat ora ono soto babat….lalu kira-kira apa yang ada/ berlaku di akherat atau surga? Jika penjagalan binatang wajar ada di bumi apakah berarti juga wajar ada di surga? Atau sebaliknya, mungkinkah lirik lagu…neng akherat ora ono soto babat… lebih mewakili imajinasi kita bagaimana selayaknya wajah surga?
Injil Perdamaian Essene (The Essene Gospel of Peace) yang diterbitkan oleh Lembaga Internasional Biogenik. Teks-teks ini diterjemahkan oleh Edmond Bordeaux Szekely dari naskah kuno berbahasa Yahudi dan Aramaik di dalam Arsip Rahasia Vatikan dan dari tulisan bahasa Slavia kuno di dalam Perpustakaan Kerajaan Hapsburgs (sekarang milik pemerintah Austria). Versi ringkasan buku-buku ini dapat diakses di: http://www.thenazareneway.com/index_essene_gospels_of_peace.htm
Salah satu terjemahan Injil perdamaian… Yesus sendiri berkata,” Dan daging hewan yang dibunuh dalam tubuh manusia akan menjadi kuburan manusia itu sendiri. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, manusia yang membunuh adalah membunuh dirinya sendiri, dan mereka yang memakan daging hewan yang dibunuh, memakan kematian.” (For I tell you truly, he who kills, kills himself, and whoso eats the flesh of slain beasts, eats of the body of death. )

Menarik untuk ditelusuri perjalanan sejarah kekristenan, Sebuah tulisan dari Steven Rose dalam bukunya Food for the Spirit menuliskan bagaimana dan mengapa kekristenan meninggalkan akar vegetarian
“The early Christian fathers adhered to a meatless regime…many early Christian groups supported the meatless way of life. In fact, the writings of the early Church indicate that meat eating was not officially allowed until the 4th century, when the Emperor Constantine decided that his version of Christianity would be the version for everyone. A meat eating interpretation of the Bible became the official creed of the Roman Empire, and vegetarian Christians had to practice in secret or risk being put to death for heresy. It is said that Constantine used to pour molten lead down the their throats if they were captured.”

Kisah mukjizat roti dan ikan. Ada beberapa hal yang perlu dicermati untuk kisah ini. Pertama, Yesus berbicara dalam bahsa Aramaic, sedangkan Alkitab ditulis beberapa generasi sejak peristiwa kebangkitan dalam bahasa Yahudi, dan versi Alkitab paling awal yang dimiliki adalah terjemahan dalam bahasa Yunani dari abad ke-4, lebih dari 300 tahun, dua terjemahan dan banyak lagi transkrip setelah kebangkitan.

Kembali pada kisah roti dan ikan, bila ditelusuri dapat dicerrmati mulai dari ketika murid-muridnya bertanya kepada Yesus tentang di mana mereka bisa memperoleh cukup banyak roti untuk memberi makan kepada orang banyak, tetapi sama sekali tidak berpikir membeli ikan atau produk binatang lainnya dan tidak pernah menganjurkan penangkapan ikan, padahal mereka berada di tepi laut. Juga, bukti menunjukkan bahwa kisah tentang roti dan ikan pada mulanya tidak mencakupkan ikan. Sebagai contoh, pada cerita awalnya (sebelum masa Alkitab), kemukjizatan ini tidak termasuk ikan, dan Yesus, ketika dia memberi petunjuk, dia hanya menunjuk kepada roti (lihat Matius 16:9-10, Markus 8:19-20, Yohanes 6:26)
Ikan ditambahkan pada kisah ini oleh penulis Yunani, barangkali karena istilah ikan dari bahasa Yunani adalah ixous, yaitu akronim dari frase Jesus Christ Son of God Savior. Ikan merupakan simbol Kristen pada masa sekarang. Dalam hal interpretasi yang sangat mungkin terjadi, peristiwa perbanyakan mewakili ramalan akan berkembangnya gereja dan tidak ada hubungannya dengan memakan binatang. Pakar lain berpendapat bahwa istilah Yunani untuk fishweed (semacam rumput laut kering) telah salah diterjemahkan dalam kisah ini sebagai ‘ikan’ (Rosen, Scholarly Works).

Apakah Yesus vegetarian atau tidak, biarlah menjadi tanda tanya dalam hati kita semua, baru saja umat Kristiani merayakan perayaan 40 hari setelah hari raya Paskah dan dalam Perjamuan Paskah, Yesus makan dua kali. Pertama, seperti yang tertulis dalam Yohanes bab 6 Paskah sudah dekat dan murid-murid bertanya kepada Yesus,”Dimanakah kita akan membeli roti, supaya mereka ini dapat makan?” Roti merupakan makanan Paskah bagi Yahudi vegetarian pada masa Yesus. Kedua menurut Injil Matius, Markus, dan Lukas,”Perjamuan Terakhir” merupakan makanan Paskah. Sekali lagi, Yesus dan murid-muridnya merayakannya dengan roti.

Dalam buku Is God A Vegetarian (Open Court, 1998), Dr. Richard Alan Young. guru besar Seminari Temple Baptist di Tennesse, dan Pdt. Andrew Linzey, penulis banyak buku tentang hakl-hak binatang dan Kristen, berargumen bahwa umat Kristen seharusnya hidup menurut kehendak Tuhan, yang menghendaki tidak adanya kekejaman di muka Bumi, yang mencakup cinta kasih kepada binatang. Seluruh kepribadian Yesus adalah cinta kasih dan belas kasihan,”Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu murah hati”. Pdt Linzey menambahkan: “Dunia sekarang adalah tempat yang kejam. Sebagai umat Kristen, setiap dari kta bisa memilih menambahkan lagi kekerasan, penderitaan dan kesakitan, atau menarik diri kita dengan tidak mendukung kekejaman dan penderitaan seperti ini. Kita tahu bahwa semua binatang bisa merasakan kasih sayang, kesepian, ketakutan dan berbagai perasaan emosi lainnya. Tetapi yang lebih penting kita tahu bahwa mereka bisa merasa sakit dan memiliki kemampuan untuk menderita.”

“Binatang adalah makhluk Tuhan, bukan properti manusia, bukan untuk digunakan manusia, bukan sumber daya, bukan komoditi, tetapi adalah makhluk yang berharga di depan Tuhan… Umat Kristen yang matanya terpaku pada penyaliban yang dahsyat berada dalam posisi yang khusus untuk memahami kengerian penderitaan makhluk tak berdosa. Salib Kristus adalah identifikasi absolut Tuhan dengan mereka yang lemah, tak berdaya dan yang rentan, tetapi di atas ini semua adalah dengan penderitaan tak berdosa mereka yang tak terlindungi, tak bisa mempertahankan dirinya.”
Pendeta Andrew Linzey

ps. Semoga data-data ini dapat memperkaya sudut pandang siapa pun mengenai iman kristen kaitannya dengan vegetarian. Sebagai tambahan informasi Gereja Alfa Omega di Semarang telah mencanangkan gerakan seminar vegetarian sebulan sekali untuk forum intern. Gerakan vegetarian makin mengglobal, telah menjadi kebutuhan global (baca berita terbaru kota Belgia memberlakukan aturan seluruh warganya untuk bervegetarian satu hari dalam seminggu ). Bumi butuh manusia merevolusi pilihan makanannya adalah fakta, adalah kebenaran. Agama juga diyakini sebagai kebenaran, satu kebenaran tentu sejalan dengan kebenaran lainnya, tidak berseberangan

Sumber: selain dari situs-situs yang telah dikoneksikan jalur aksesnya, beberapa tulisan juga disalin dari buku terjemahan Yesus Vegetarian? (www.jesusveg.com) terbitan Kebun Sayur

Jacob Behmen (1575-1624) seorang filsuf besar dari Jerman, dalam bukunya The Great Mystery menjelaskan bahwa persaudaraan manusia dengan seisi semesta merupakan dasar dari penyatuan mistis dengan Tuhan. Membunuh binatang untuk makanan akan membangun penghalang antara roh manusia dan Tuhan. Keberatan moral menggunakan hewan sebagai makanan dan berbagai bentuk eksploitasi merupakan tanda kemurnian, kesungguhan dan kejujuran moral. Leo Tolstoy (1828-1910) dengan indah mengekspresikan dasar moral dari vegetarian,” Gerakan vegetarian akan mengisi jiwa yang hatinya menyadari kehadiran kerajaan Allah di bumi dengan kegembiraan…karena itulah kriteria yang kita ketahui tentang bagian dalam diri seorang manusia yang mencari kesempurnaan moral adalah sejati dan jujur.”
“This is dreadful! Not the suffering and death of the animals, but that people suppress in themselves, unnecessarily, the highest spiritual capacity – that of sympathy and pity towards living creatures like themselves – and by violating their own feelings, become cruel. And how deeply seated in the human heart is the injunction not to take life.”
– Leo Tolstoy, translated from “The First Step,”

Mencintai makhluk lain karena Aku adalah Dia,Dia adalah Aku, Engkau adalah Aku dan Aku adalah Engkau. Adalah didikan yang telah ditanamkan dalam diri Bung Karno kecil. Suatu hari tanpa sengaja Karno menjatuhkan sarang burung dari atas pohon. Kejadian itu membuat Ayah Karno marah.
“Bukankah aku sudah mengajarkanmu untuk mengasihi binatang?”
“Ya, Pak,”sahut Karno ketakutan
“Kau bisa menerangkan arti ungkapan Tat Twan Asi, Tat Twan Asi’ yang kuajarkan?”
“Ya, Pak. Artinya, Dia adalah Aku; Aku adalah Dia, Engkau adalah Aku, Aku adalah Engkau.”
“Lalu, mengapa masih kaulakukan? Bukankah kau harus melindungi semua makhluk Tuhan?”
(Bung Karno Mencari Tuhan, 2005)
Seorang Bapak Bangsa yang lain di negeri ini, Romo Mangun sejak masih kecil telah memperlihatkan kehalusan budinya terhadap makhluk lain. Bil (nama kecil Romo Mangun) kerap pergi ke sawah melihat burung-burung manyar. Suatu ketika Bil dan teman-temannya menghalau kawanan burung manyar,”Hurrrsahhh!” akibatnya burung-burung itu segera beterbangan. Mereka senang melihat kawanan burung manyar terbang di udara. Benar-benar pemandangan yang sangat indah sebab burung-burung itu terbang meliuk-liuk seperti ular.
“Kita ketapel, yuk?” ajak salah satu teman Bil.
“Jangan,” kata Bil mencegah. “Kita tidak boleh menyakiti burung. Mereka juga seperti kita, tidak ingin disakiti.”
(Romo Mangun Sahabat Kaum Duafa, 2005)

Hakikatnya hati kita sepakat binatang memiliki bagian yang sama dalam diri setiap kita, naluri mencintai hidup, naluri mempertahankan hidup. Ketika Prof Prasasto mempresentasikan klip-klip detil bagaimana hewan disembelih, suara-suara berseru ngeri, jerit takut terdengar dari kiri-kanan dan deretan kursi di belakang saya. Sebuah presentasi dalam forum Pre. Conference …. MEMBERSHIP AS AN ASSET OF ROTARY CLUB Rotary Club (Sheraton Mustika Yogyakarta Resort & Spa. 27-28 Februari 2009). Melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana sebuah kehidupan terenggut, jerit sakit, amarah hingga mereka meregang nyawa, menyentak hati siapapun, kita terhubung dengan segala rasa yang mereka alami. Hati (hakikatnya) akan menolak melihat, menolak memandang ketakutan, kesakitan, menolak mendengar tangisan sebagai ekspresi naluri untuk mempertahankan meski itu keluar dari mulut seekor kambing, ayam, sapi atau babi. Semua naluri mempertahankan hidup ini kode pesannya sama persis dengan yang manusia miliki. Inilah dasar hubungan sebuah hati dengan laksa entitas, hubungan yang dikandung oleh belas kasih. Hubungan yang mempertautkan semua entitas, sedarah dan sekandung dalam belas kasih mengalir dalam diri laksa entitas, serupa dengan sang Bunda Semesta. Terus berproses untuk mengenal belas kasih, hingga sampai pada titik belas kasih tanpa titik adalah perjalanan hati menguak misteri dan mengenal wajah sang Pencipta, Sang Bunda Maha Belas Kasih. Dalam tautan persaudaraan ini jualah kita akan kembali ke pangkuan Sang Bunda.

Berikut adalah salah satu kisah yang tercatat dalam buku “Record of Protecting Life”
Ketika seorang pelajar yang bernama Chou Yu sedang memasak belut untuk dimakan, dia memperhatikan salah satu dari belut tersebut menekuk tubuhnya sehingga kepala dan ekornya masih dalam air mendidih, tapi tubuhnya melengkung di atas sup. Tubuh belut itu tidak jatuh seluruhnya sampai akhirnya dia mati. Chou Yu merasa sangat aneh, dia menarik keluar belut tersebut dan memotong perutnya. Dia menemukan ribuan telur di dalamnya. Belut tersebut telah melengkungkan perutnya keluar dari sup panas untuk melindungi anak-anaknya. Dia menangis melihat pemandangan itu, menarik napas panjang dengan penuh emosi bersumpah tidak akan pernah makan belut lagi.

“We regard some animals—our “pets”—as members of our families. We see them as nonhuman persons. We love them and they love us back. We are not in any way speaking or thinking anthropomorphically when we say that dogs and cats are sentient beings with distinct personalities. That is simply a matter of fact. We have no doubt that they have an interest in avoiding pain, suffering, and death. We grieve when they die. But our dogs and cats are no different from the animals whose bodies we eat or who are used to produce dairy and eggs. We love some animals; we stick forks into others. That is what I mean by “moral schizophrenia.”

smart vegetarian kid

smart vegetarian kid

KOMPAS CYBER MEDIA

Anak-anak dengan IQ (Intelligence Quotient) tinggi, cenderung akan tumbuh menjadi seorang vegetarian atau hanya makan sayuran. Ini merupakan hasil dari sebuah riset yang dilakukan di Inggris dan dimuat dalam British Medical Journal

Anak-anak ber-IQ tinggi saat memasuki masa remaja memiliki risiko penyakit kardiovaskular lebih rendah. Hal ini bisa menjelaskan kaitan antara kepintaran dan kesehatan. “Orang dengan otak cerdas cenderung memiliki pola makan lebih sehat,” kata peneliti senior di Universitas Southampton, Inggris, Catharine Gale yang memimpin riset.

Seperti kita ketahui, seorang vegetarian kadar kolesterolnya rendah serta jarang menderita obesitas dan penyakit jantung. Sehingga bisa dimengerti mengapa anak ber-IQ tinggi memiliki risiko penyakit jantung lebih rendah saat mereka dewasa. Studi lain juga menyebutkan bahwa anak berotak cerdas biasanya memiliki gaya hidup sehat; tidak merokok, tidak kegemukan, tekanan darahnya normal dan rajin berolahraga.

Dalam riset yang dilakukannya, Gale dan tim peneliti mengumpulkan data dari 8200 pria dan wanita berusia 30 tahun, yang IQ-nya pernah dites saat mereka berusia 10 tahun. Hasilnya menarik, anak dengan IQ tinggi banyak yang menjadi vegetarian saat mereka berusia 30 tahun. Sekitar 4.5 persen responden adalah vegetarian, 2,5 persen seorang vegan (menolak makan daging atau memakai produk yang menggunakan tes terhadap binatang), dan 33,6 persen menyatakan mereka vegetarian tetapi juga makan ikan dan daging ayam.

Kebanyakan yang menjadi vegetarian adalah wanita atau mereka yang berasal dari kelas sosial atas atau berpendidikan tinggi. Meski begitu, menurut Gale, IQ tetap menjadi faktor penting dalam menentukan gaya hidup sehat seseorang.

Tetapi penelitian ini dianggap  belum bisa menjawab semua pertanyaan. Karena tidak disebutkan apakah anak-anak itu tumbuh dalam lingkungan vegetarian atau tidak. “Kita tidak tahu bagaimana kebiasaan atau gaya hidup orangtua mereka, atau apakah ada penyebab atau kejadian khusus yang membuat anak-anak itu tumbuh menjadi seorang  vegetarian,” kata profesor dari Universitas Texas, Lona Sandon.

Sedangkan penjelasan mengapa vegetarian lebih banyak wanita, Sandon mengatakan bahwa wanita memang lebih peduli pada kesehatan dibanding dengan pria. “Jadi jika mereka (kaum perempuan) percaya bahwa vegetarian memiliki manfaat kesehatan, mereka akan memilihnya,” tambahnya.

Sumber: Health Day
Penulis: An
http://64.203.71.11/ver1/Kesehatan/0612/16/164939.htm

sumber lain menyebutkan:

The evidence linking vegetarianism to good health outcomes is very strong,” said Dr. David L. Katz, the director of the Prevention Research Center and an associate professor of public health at the Yale University School of Medicine.

“Studies, for example, of vegetarian Seventh-Day Adventists in California suggest that they have lower rates of almost all major chronic diseases, and greater longevity, than their omnivorous counterparts,” Katz said. “Evidence is also strong and consistent that greater intelligence, higher education, and loftier social status–which tend to cluster with one another–also correlate with good health.”
https://www.magellanassist.com/Mem/library/default.asp?TopicId=189&CategoryId=0&ArticleId=113

Oleh Chindy Tan

Dikutip dari Surat Kartini kepada Ny.R.M. Abendanon-Mandri dan suaminya (Brieven aan mevrouw R.M. Abendanon-Mandri en haar echtngenoot met andere documenten)

itop_180308085617
sumber gambar: indotoplist.com

Dokumen 75: 27 Oktober 1902

“Sekarang kami masih harus menceritakan sesuatu mengenai diri kami, kami tidak tahu pendapat Nyonya, kami sekarang pantang makan daging. Sudah lama kami merencanakan itu dan bahkan beberapa tahun saya hanya makan tanaman saja tetapi tidak punya cukup keberanian susila untuk bertahan. Saya masih muda sekali, masih berusia 14, 15 tahun. Dengan pantangan itu dikatakan saya mempunyai berbagai tujuan, dan sebagai anak saya masih terlalu muda untuk membela kata hati, membiarkan diri dibuat bingung menyerah, tetapi merencanakan memulai lagi, segera sesudah saya berkuasa atas diri sendiri. Kemudian kami putuskan melaksanakan rencana kami kalau kami sudah tidak di sini lagi. Tetapi ini terlalu lama dan kami sudah melaksanakannya sekarang. Kami sehat dan secara batiniah itu baik bagi kami.

Seperti yang sudah kami katakan kepada Nyonya, diperlukan keberanian susila, yang lebih lanjut daripada keberanian pribadi untuk melaksanakan dan mempertahankannya.

Vegetarisme itu doa tanpa kata kepada Yang Mahatinggi” Ya betul kata orang itu doa tanpa kata, doa dalam perbuatan, doa untuk mohon tenaga dan kekuatan

Kami mohon izin kepada Ibunda pantang makan daging, dan Ibunda mengizinkan dengan senang hati, dengan ikhlas. Annie akan sangat marah, kalau dia mendengar tentang pantangan itu, dia selalu marah kalau kami membicarakan rencana kami untuk pantang makan daging. “Kamu mau mati?” tanyanya. Seolah-olah orang yang makan daging tidak mati.

Bagi saya, Kartini adalah sosok wanita-manusia. Wanita yang rindu mengantar semua hati melihat wanita sebagai manusia. Peka terhadap kesenjangan apa pun. Alur berpikir yang provokatif, mengajak kita untuk tidak menelan mentah-mentah segala sesuatu melainkan uji dengan hati dan otak. Dia tak lelah membawa hati untuk bertanya.

Adalah Kartini yang menggugat arti beradab ketika kejujuran tak lagi bertahta, dalam surat yang sama 27 Oktober 1902
“Tuhanku, apakah sebenarnya peradaban itu? Apakah…apakah peradaban itu merupakan kelihaian berbuat…pura-pura?
Menggugat niat tulus dari setiap bentuk ambiguitas,” kami sendiri mengetahui sungguh-sungguh jumlah orang yang dengan tulus ikhlas hendak menolong kami, dapat kami hitung dengan jari. Dan kami tidak sampai menggunakan dua belah tangan untuk menghitung jari itu.
Nyonya kira kami tidak tahu, apa yang menyebabkan ‘de Echo’ suka sekali memuat karangan kami…Sebab karangan itu merupakan iklan yang bagus bagi surat kabar tersebut. Majalah ‘De Hollandse Lelie’ menyediakan ruangannya bagi saya..untuk apa? untuk iklan! Surat-surat seorang gadis dari Timur, seorang gadis Jawa sejati”
Kartini keras menyoroti niat ‘kedua’ dari topeng seolah-olah tulus dari sebuah ambiguitas. Niat harus lurus dan tulus tanpa embel-embel.

Kartini juga tak segan mendobrak budaya tanpa isi. Dalam dokumen 118: 25 Agustus 1903 “Sudah saya katakan, saya tidak suka kaki saya dicium. Tidak pernah saya izinkan orang berbuat demikian pada saya. Yang saya kehendaki kasih sayang dalam hati sanubari mereka, bukan tata cara lahiriah!

Sahabat, bagi saya Kartini adalah suluh yang menerangi cermin pemantul jati diri setiap hati, agar setiap hati memandang jelas hakikat manusia dalam diri seorang wanita, hakikat hidup yang setara.

Salam Kebaya;)

Oleh Chindy Tan

Gebrakan terbaru datang dari Ibu Negara Michelle Obama, pada tanggal 20 Maret 2009 lalu bersama 26 anak-anak Sekolah Dasar Bancroft di barat laut Washington, menanam benih sayur dan buah-buahan di Gedung Putih(The New York Times 20/03/09).

wwwcityfarmerinfo21

Sebagai seorang ibu dari dua putri Sasha(10thn) dan Malia(7thn), melalui aktivitas berkebun ini Michelle Obama berharap dapat menumbuhkan kecintaan anak-anaknya khususnya dan anak-anak di Amerika umumnya pada makanan yang sehat, buah segar dan sayuran organik lokal yang datang dari Bumi, bukan dari makanan kemasan, makanan kotak atau makanan kaleng. Gerakan mempromosikan makanan sehat juga merupakan salah satu agenda Michelle Obama berkaitan dengan epidemik obesitas dan diabetes yang melanda Amerika. Seperti yang disampaikan Obama di Sekolah Menengah Atas Gibbs, Saint Petersburg, Florida (01/08/08): “Jika kita dapat mengurangi kasus obesitas sampai pada angka di bawah jumlah kasus tahun 1980, maka kita akan dapat menghemat biaya perawatan medis sebesar 1 triliun dolar. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah memastikan menu program makan siang yang dikonsumsi anak-anak di sekolah banyak sayur dan buah. Dengan demikian kita akan mendapatkan generasi penerus yang lebih sehat” tutur Obamawhite-house-organic-garden-lawn-photo1

Keberadaan kebun sayur dan buah di Gedung Putih ini diharapkan dapat menjadi sumber inspirasi untuk lahirnya kesadaran dalam masyarakat Amerika. Lalu mengapa anak-anak diajak terlibat? Michelle Obama berkata,” Harapan saya, melalui anak-anak mereka akan mendidik anggota keluarga yang lain dengan demikian gerakan ini akan bergulir mendidik masyarakat.”

wwwcityfarmerinfo231
Sebuah perubahan akan mengantar kita pada perubahan lainnya, bahkan bila satu orang memutuskan untuk menanam tomat setelah melihat Michelle Obama dan anak-anak sekolah menanam sebuah benih, pesan ini telah bekerja. Mengembalikan rasa keterhubungan kita dengan makanan yang kita makan, semua bermula dari tanah. Semua ini pelajaran terbesar menuju revolusi makanan, paham perjalanan makanan dari benih sebelum akhirnya sampai ke piring.


“I think what I really learned in all of this,
Was to be true to myself
To be true to my inner voice
And I began to see,
That we really do have the power,
Our own lives really do make a difference,
Just by being more conscious of the food that we eat.
We can heal ourselves; we can heal the environment,
We can heal this planet”

John Robbins dibesarkan di jantung Mega Bisnis Perusahaan Makanan di Amerika. Dari kecil diharapkan kelak dapat mengambil alih dan menjalankan apa yang telah menjadi perusahaan es krim terbesar di dunia – Baskin-Robbins. Tahun demi tahun John Robbins dibesarkan dan dipersiapkan untuk tugas ini, mendapat kesempatan untuk hidup dalam skenario yang paling diidamkan oleh semua orang Amerika. Bahkan mimpi yang hanya dapat dicapai oleh segelintir orang. Kolam renang berbentuk kerucut es krim di halaman belakang rumah tinggalnya, merupakan simbol kesuksesan yang sedang menunggunya.

Tetapi ketika waktunya tiba untuk memutuskan John Robbins berkata: “ terima kasih, saya sangat menghargai tawaran baik ini, tetapi ‘Tidak!’ Saya harus berkata tidak. Nurani menarik saya ke arah yang berbeda, sesuatu yang lain memanggil saya, dan bagaimanapun kerasnya saya berusaha, saya tetap tidak bisa mengabaikannya.”

Ada mimpi yang lebih menyentak dan menarik langkah saya . Sebuah mimpi di mana semua makhluk hidup berbagi karena dibangun atas rasa hormat pada semua bentuk kehidupan. Mimpi dimana masyarakat berdamai dengan hati nurani karena mereka menghormati dan tinggal berdampingan dengan semua bentuk kehidupan. Mimpi bahwa manusia hidup selaras dengan hukum Sang Pencipta, menghargai dan merawat lingkungan alami, mengkonservasi alam, bukan justru menghancurkan alam. Mimpi tentang masyarakat yang benar-benar sehat, mempraktekkan pengayoman yang bijaksana dan berbelas kasih pada keseimbangan ekosistem.

Ini bukan mimpi saya seorang. Sesungguhnya adalah mimpi semua umat manusia yang sama-sama bisa melihat keadaan Bumi yang menyedihkan, dan merasakan luka Bumi sebagai bagian dari dirinya. Juga mimpi mereka yang merasa bahwa panggilan menghormati dan melindungi dunia di mana kita hidup adalah kewajiban. Pada tingkat tertentu, kita semua berbagi dalam mimpi ini.

Saya memilih membangun integritas dan mimpi saya. Bersama istri kami pindah ke pulau kecil di Kolumbia, hidup dari apa yang kami tanam sendiri. Merajut hidup kami dalam jejaring alam, Mencoba menemukan akar hidup kami bersama Bumi. Mendefenisikan ‘cukup’ akan materi dengan pengeluaran 600 dolar /tahun selama tujuh tahun.

Hampir tak seorang pun dari kita menyadari betapa besarnya kebiasaan makan kita berpengaruh terhadap kemungkinan mimpi ini menjadi kenyataan. Kita tidak menyadarinya dalam berbagai cara, bagaimana apa yang kita makan bisa mempunyai dampak begitu luar biasa. Adalah John Robbins melalui bukunya Diet For A New America, buku pertama yang menunjukkan dalam detail penuh dasar dari dampak ini, tidak hanya terhadap kesehatan kita, tetapi sebagai tambahan atas kekuatan masyarakat kita, kesehatan dunia kita, dan kesejahteraan semua makhluk. “Ternyata yang terjadi, kita mempunyai sebab untuk berterima kasih, karena apa yang terbaik bagi diri kita secara pribadi adalah juga terbaik untuk semua bentuk kehidupan dan semua sistem pendukung kehidupan dimana kita semua bergantung kepadanya.
kepada Anda tentang bagaimana Anda bisa menikmati makanan dengan benak dan hati bersih dan tak terpolusi.”

Buku Diet For A New America telah mengguncang dan mengetuk kesadaran orang untuk sungguh terhubung dengan setiap detil konsekuensi atas pilihan makanan yang akan dimasukkan ke dalam mulut . Sejak pertama kali terbit tahun 1987, John Robbins mendapat respon sejumlah 75.000 surat. Lima tahun setelah buku Diet For A New America terbit, terjadi perubahan besar-besaran dalam pola konsumsi beef di Amerika, sungguh di luar dugaan dapat menurun hingga 20%.

Joanna Macy penulis buku-Despair and Personal Power in the Nuclear Age- bertutur tentang salah satu buku terbaik John Robbins ‘Diet For A New America’
“Saya berterima kasih bahwa buku ini bukan kotbah. Terlalu penting untuk sebuah kotbah – terlalu penting untuk kesehatan kita sebagai individu, sebagai keluarga, sebagai masyarakat dan sebagai planet. John Robbins tidak mencaci atau berkotbah; dia membawa kita dalam perjalanan besertanya, membagi cintanya bagi kehidupan dan hormatnya bagi semua bentuk kehidupan, termasuk diri kita. Sementara dia membagi juga keterkejutannya dan kesakitan atas apa yang ditemukannya dalam Mega Bisnis Perusahaan Makanan di Amerika, dia dengan arif membiarkan kita menarik kesimpulan kita sendiri tentang bagaimana kita ingin hidup. Ketika saya menapaki serpihan dan kayu apung, saya berpikir sendiri ‘Skenario ini utopis yang liar, absurd. Juga jelas tentang cara tujuan hidup kita, membangun hidup’.

Ditulis ulang dari buku dan video Diet For A New America, The Food Revolution oleh Chindy Tan

ps.
tulisan ini akan dipublikasikan di majalah info vege edisi 3
tayangan perjalanan John Robbins tinggal klik kolom koleksi video dengan judul Diet For A New America part 1 (tengok ke kolom kiri ya;)

Oleh Chindy Tan

Sabtu malam lalu, di apotek tempat saya bekerja ada pembeli yang mengeluh kalau sudah beberapa hari sulit buang air besar. Biasanya jika sudah hampir seminggu tidak BAB dia akan mengonsumsi obat pelancar.Telusur punya telusur, ternyata masalah ini sudah cukup lama dialami dan dia juga mengaku kalau tidak doyan sayuran. “Cuma doyan daging tuh!” celetuk pacarnya. “Jangan dianggap remeh lo, gangguan sembelit terus-menerus dapat menimbulkan resiko terkena kanker usus.” Cuma ini yang bisa saya timpali plus saran untuk banyak mengonsumsi buah dan sayur.

Dihari yang sama, sabtu siang ketika mengikuti pertemuan dharma wanita, seorang karyawan bercerita kepada saya perihal serangan stroke yang dialami suaminya. Hari pertama saat terkena serangan, tekanan darah melonjak hingga 230mmHg. Read the rest of this entry »

O Lord of love and kindness, who created the beautiful earth and all creatures walking and flying in it, so that they may proclaim your glory, I thank you to my dying day that you have place me amongst them”
(St. Fransiscus Asisi
)

Ytk
Romo Santo

Terima kasih atas apresiasinya,
Semoga kita semua, mau belajar hidup yang mengenal asal usul tiap berkah Bumi yang sampai kepada kita dan menghargainya. Manusia tidak berhak mengklaim ‘kepemilikan’ atas apa pun di muka Bumi ini. Namun sayangnya peradaban kita sedang bergulir menuju serba komoditi. Setiap inci entitas sebisa mungkin dijadikan komoditas. air, tanah, tetumbuhan, bahkan atmosfer pun kini telah dikapling, udara—sepupu saya pernah menawarkan Ozon (O3). udara dengan kualitas terbaik dengan harga 500rb/Liter. Semua berkah Bumi (kalau bisa) diberi label rupiah.
Mengutip kata-kata Romo Inugraha, (dalam seminar Go Green and Healthy Lifestyle 6 Maret 2009, Atmajaya-Yogyakarta)
“Kita telah menjadi makhluk yang selalu lapar, tak sadar menumpuk materi, memakan sumber hidup Bumi, mulut satu orang dengan perut yang berkantong-kantong, memasukkan apa saja tak kenal kata cukup.” Pedas memang tapi itulah kenyataan apa adanya. Manusia telah menjadi makhluk mutan, kehilangan kemuliaan yang telah ditiupkan Allah dalam hati nuraninya. Read the rest of this entry »

Berikut jalur bebas unduh (link free download) yang diberikan oleh Sdr Andy (many thanks before bro;)
http://untukbumi.co.cc/download/Meat%20The%20Truth%20London%202008/
Film ini diproduksi oleh Nicolaas G. Pierson Foundation,
narator utama: Marianne Thieme, Ketua Partai yang memperjuangkan Hak-Hak Binatang dan berhasil mendapat kursi di jajaran anggota dewan di Belanda (satu-satunya dan yang pertama di Eropa, Partai Hak-Hak Binatang mendapat tempat di pemerintahan). Film ini menvisualisasikan kompilasi data-data penelitian dari FAO, dan beberapa Universitas keterkaitan konsumsi daging dengan kontribusi gas rumah kaca.
simak cuplikan berikut ini

Read the rest of this entry »

Tayangan berikut berisi tentang respon Barack Obama terhadap isu Vegan. Beliau mengakui urgensi perubahan diet bagi masyarakat Amerika berkaitan dengan kepentingan iklim, lingkungan, ketimpangan akses pangan dan pemangkasan beban ongkos perawatan kesehatan.

Vodpod videos no longer available.

more about "Video:Respon Obama thd Isu Vegan", posted with vodpod

who-is-barack-obama4

“Saya baru saja membaca sebuah artikel di New York Times yang ditulis oleh Michael Pollen mengenai pangan dan fakta bahwa seluruh sistem peternakan kita bergantung pada minyak yang harganya murah. Sebagai akibatnya, sektor peternakan kita sebenarnya menyumbang lebih banyak gas rumah kaca daripada sektor transportasi kita. Dan sementara itu juga, peternakan menciptakan monokultur yang rentan terhadap ancaman ketahanan nasional, rentan terhadap harga pangan yang meroket ataupun anjlok, naik turunnya harga komoditas, dan sebagian bertanggung jawab atas ledakan biaya medis karena peternakan menyebabkan diabetes tipe 2, stroke, dan penyakit jantung, obesitas, semua hal yang mendorong pengeluaran besar-besaran dalam biaya medis kita. Itu hanya satu sektor ekonomi. Hal yang sama juga berlaku di sektor transportasi. Hal yang sama juga berlaku dalam konstruksi bangunan. Di seluruh bidang sama. Bagi kami boleh dibilang kami akan memperbarui total bagaimana kita menggunakan energi untuk menangani perubahan iklim, menangani ketahanan nasional, dan mendorong ekonomi kita, itu akan menjadi prioritas nomor satu saya ketika saya masuk bekerja, dengan asumsi, sudah jelas, bahwa kita sudah cukup berbuat sesuatu untuk menstabilkan situasi ekonomi saat ini.” Akhirnya, Barack Obama mengakui secara terbuka bahwa peternakan menyumbang lebih banyak gas rumah kaca daripada seluruh transportasi.

Sumber : http://www.ecorazzi.com/2008/11/17/barack-obama-discusses-the-dangers-of-modern-factory-agriculture/ http://gristmill.grist.org/story/2008/10/27/62034/896

http://www.kafedaun.com/content/view/136/40/

sri-sultanSri Sultan Hamengku Buwono X di Vegetarian Bazaar 2008, Batam: 4 Sehat Baru.
Di sela-sela acara kunjungannya, beliau mengatakan kepada media massa bahwa beliau mendukung pola hidup vegetarian. Beliau pernah bervegetarian satu bulan penuh di California beberapa tahun lalu. Beliau menambahkan,”Vegetarian bukan soal agama. Ini soal kesehatan dan lingkungan hidup. Di masa mendatang, arus vegetarian akan semakin kencang.”
Sri Sultan juga ikut menandatangani Meatless Day Pledge tahun 2008 lalu.
sumber:
majalah Info Vegetarian edisi 2

sumber: http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1211787432,89991,


Gizi.net – THE 3RD SOUTHEAST ASIAN VEGETARIAN CONGRESS
24-25 Mei 2008, Jakarta International Expo, Gedung Niaga Lantai 6Pada tanggal 24-25 Mei 2008, Indonesia Vegetarian Society (IVS) yang mempunyai Sekretariat Pusat di Royal Progress International Hospital, Jl. Danau Sunter Utara, Sunter Paradise I, Jakarta Utara 14350, telah mengadakan Kongres Vegetarian wilayah Asia Tenggara dengan thema Vegetarian, Gaya Hidup Sehat Alami dan Ramah Lingkungan. Kongres dihadiri oleh Perkumpulan Vegetarian Asia Tenggara seperti dari Thailand, Malaysia, Singapura dan dari Indonesia sendiri. Pembicara adalah para pakar gizi manca negara dan dari Indonesia sendiri. Kongres diramaikan dengan 50 stand berpartisipasi dalam pameran yang bertemakan vegetarian. Berbagai restoran, pabrik bahan makanan vegetarian, supplier bahan makanan no hewani serta food supplement bahan alami dan lain-lain.

Secara resmi The 3rd Southeast Asian Vegetarian Congress dibuka oleh Direktur Bina Gizi Masyarakat, Departemen Kesehatan RI yang diwakili oleh DR. Dr. Anie Kurniawan, MSc, SPGK – Kasubdit Bina Gizi Klinik, Direktorat Bina Gizi Masyarakat. Berikut ini Sambutan Direktur Bina Gizi Masyarakat – Departemen Kesehatan RI pada acara pembukaan Kongres Vegetraian Ketiga wilayah Asia Tenggara.

Read the rest of this entry »

oleh Chindy Tan

Shifu Ripsi!
Ni cente cente wo te Shifu!
Aiih, aih…sayang bener pemikiran-pemikiran manjur bin markotob sampeyan hanya beredar di blog ini. Cobalah, coba cari jalan untuk masuk ke sasana politik. Atau mungkin coba realisasikan pemikiran-pemikiran tsb dalam kelompok kecil. Ajak siapa saja yang mau dan bisa membantu. Borok dalam dunia politik di negeri ini tidak akan pernah kering jika tidak ada yang mau secara serius menganamnesa dan menegakkan diagnosa secara tepat,bukan diagnosa coba-coba yang salah satu buntutnya gonta-ganti kurikulum melulu. Selama ini, tindakan yang diambil hanya simptomatik, mengacu pada gejalanya saja, tidak utuh menjajaki mata rantai penyebab. Hingga ibarat kanker, kita sibuk mengutak-atik anak sebar bukan induknya.


Protap-prosedur tetap pola kompetisi perpolitikan relatif seragam pada pola: Tebar pesona-jual bibir-kulakan suara dg serangan fajar. Mau sampai kapan borok negeri kita diobati dengan resep gombal seperti ini?
          Asa tak boleh putus, satu jurus jitu yang layak diperhitungkan adalah kampanye modal aksi, bukan bibir. Syarat maju ke sasana politik bukan draf program, melainkan rintisan progam. Bunyi draf bukan AKAN blablabla, melainkan TELAH. Misalnya untuk masalah pendidikan. Masih ada satu juta lebih anak yang tidak dapat melanjutkan pendidikan karena biaya yang tidak terjangkau kocek. Apa yang TELAH dilakukan partai-partai politik untuk fenomena ini? Jangan bilang AKAN mengupayakan sekolah gratis melainkan sodorkan bukti apa yang telah dirintis untuk mengurai benang kusut dunia pendidikan kita. Jika ada dalih, kan belum punya kuasa, jadi seberapalah atau apalah  dayanya?

Read the rest of this entry »

Oleh : Chindy Tan

UuuuPs!
Kaget eeuy…tiba-tiba ada yang nabrak. Si Abang Ripsi ni ga ngebel dulu, kluntung-kluntung tau-tau ude selonjoran kipas-kipas asoy sambil nyuruput kopi tur sertamerta bersuara…

“nggak semua bugil itu pornografi. memaksakan apa yang ada di otak kita kepada keberagaman bunga itu merusak keindahan taman. gua pikir, pondasi berfikir semacam itulah yang membuat bangunan ekstrim menjulang tinggi, hingga kemudian ambruk sebagai menara babel.
kedangkalan berfikir memang, saat menganggap orang bugil sama dengan pornografi”

Topik’e malah jadi makin berbunga-bunga jej! kali ini tamasya ke taman bunga bugil.

Naked Daisy Flower
Hmm, omongin bugil jadi ingat Ocha (4thn), anak asisten saya pada saat sedang mandi pernah bertanya pada Mamanya, ‘gajah’ Mama seperti apa? Gelagapanlah mamanya, tak tau bagaimana harus menyikapi pertanyaan Ocha. Apakah pertanyaan seperti ini porno? Rasa ingin tahu yang alamiah, mengalir sebening embun. Bebas tendensi eksploitasi, bebas dari unsur pelecehan, sikap hormat tidak dibuat-buat tetap ada di sana. Di mana batas porno dan tak porno dapat diberi tanda?

Read the rest of this entry »

Sekolah Dasar di Kota New York beralih ke 100 persen vegetarian

Sekolah publik di New York telah memulai “revolusi” di kafetaria sekolah sejak Walikota Bloomberg menjabat dengan menyediakan makanan 100% vegetarian. Evolusi yang terus berlanjut di kafetaria sekolah telah tersedia di 1.000 sekolah, dan dan mereka akan tersedia di 1.800 sekolah hingga akhir tahun akademik berikutnya.

Bravo! 1.000 sekolah vegetarian ada di New York! Dunia vegan segera terwujud?

Referensi:
http://www.foxnews.com/health/2013/04/30/new-york-city-elementary-school-adopts-all-vegetarian-menu/
http://www.nydailynews.com/new-york/queens/queens-school-serves-all-vegetarian-fare-article-1.1331690
http://abcnews.go.com/blogs/health/2013/05/01/elementary-school-cafeteria-goes-vegetarian/
http://edition.cnn.com/2013/05/02/health/new-york-vegetarian-school/index.html?sr=fb050213vegetarianschool9p

Hasil SCANS OTAK menunjukkan VEGETARIAN & VEGAN lebih empatik atas penderitaan manusia dan hewan dibanding OMNIVORA.
Penelitian terbaru menggunakan “functional Magnetic Resonance Imaging” (fMRI) menunjukkan bahwa vegetarian dan vegan tampaknya memiliki lebih banyak respon empati terhadap penderitaan manusia dan hewan. Scan otak fMRI menunjukkan bahwa area otak yang berhubungan dengan empati (seperti anterior cingulate cortex dan gyrus frontal kiri lebih rendah dalam penelitian ini) lebih diaktifkan di vegetarian dan vegan dibandingkan dengan omnivora, ketika semua peserta dari ketiga kelompok ini ditunjukkan gambar manusia atau hewan yang menderita. Peserta ditunjukkan mutilasi, orang dibunuh, manusia / hewan diancam, disiksa, dilukai, dll. Anda dapat membaca lebih lanjut tentang studi di sini:
http://­www.plosone.org/­article/­info%3Adoi%2F10.­1371%2Fjournal.­pone.0010847

Jangan terlalu percaya pada semua indera Anda

oleh Chindy Tan Jogja, 14 Mei 2013, 8:02 Am

Distorsi realita Pikiran yg bergerak, adalah pikiran yg terdistorsi oleh asumsi bukan kenyataan apa adanya adalah sumber dari sekian-sekian masalah dalam hidup kita. Mulai dari masalah sepele hingga tragedi

Di jaman dulu, ada seorang penebang kayu. Suatu hari dia kehilangan kapaknya, dan tanpa kapak dia tidak bisa bekerja. Dia mencurigai tetangganya yang mencuri kapaknya. Pagi itu ketika sang tetangga berangkat, sang tetangga menutupi peralatan kerjanya dengan kain, si penebang berfikir ‘rasanya kapaknya pasti disembunyikan disana’, apalagi sang tetangga senyumnya terasa tidak tulus. ‘Pasti dia pencurinya’ dugaan si penebang. Besoknya, sang tetangga terasa menjadi ramah berlebihan, karena biasanya jarang menyapa, kali ini dia menyempatkan berbasa basi. Apalagi dilihat hasil tebangan kayunya 2 hari ini banyak sekali, pasti dia menebang menggunakan kapak curiannya. Semakin dipikir semakin yakin dugaan si penebang. Pada hari ketiga baru disadari ternyata kapaknya tersimpan dilaci dapur. Istrinya yang sedang keluar kota menyimpankan disana. Senang benar hatinya karena kapaknya dapat ditemukan kembali. Dia amati lagi tetangganya yang lewat, dan dia merasa tetangga ini tidak berkelakuan seperti pencuri, dan senyumnya juga tulus² saja. Bahkan percakapannya terasa sangat wajar dan jujur. Dia heran kenapa kemarin dia melihat tetangganya seperti pencuri?

see

Persepsi membentuk kenyataan, pikiran kita membentuk sudut pandang kita. Apa yang kita yakini akan semakin terlihat oleh kita sebagai kenyataan. Janganlah terlalu cepat menilai seseorang sebelum kita tahu pasti kebenarannya.

Pikiran yg bergerak dari kenyataan apa adanya, distorsi realita oleh pikiran Mendengar gemuruh belum tentu itu guntur, melihat asap belum tentu itu api, jangan pernah mengambil keputusan terhadap apa apa yang “tampak seperti” sebelum anda tahu apa sesungguhnya itu.

Oleh Chindy Tan
Hidup bagi saya sungguh berarti. Demikian pula kehidupan di sekeliling saya. Jika saya mengharapkan hidup saya dihormati, maka saya juga harus menghormati hidup makhluk lainnya. Namun etika di dunia Barat hanya menghormati hubungan di antara sesama manusia. Karena itu saya katakana etika Barat adalah etika yang terbatas. Yang kita perlukan adalah etika tak terbatas yang juga mencakup hubungan kita dengan binatang” (Albert Schweitzer, 1875-1965)

Siang ini, saat akan pulang ke Yogyakarta ketika keluar dari halaman puskesmas, di sebelah barat halaman ada 2 orang pria sedang menembaki burung. Saya bertanya pada bu Narsih, “Mengapa burung-burung itu ditembaki Bu?” “Nggo senang-senang tur Nggo pakan ikan,”jawab bu Narsih. Ingin sekali saya mendekati dua orang itu, tapi bu Narsih udah keburu bablas, saya nebeng dia sampai Pakis. Rasa tak enak masih mengganjal hati saya. Sesampai di rumah, saya melihat majalah yang ditinggalkan oleh teman saya Chaiyen. Iseng saya buka bagian yang dibacanya semalam. Ya ampun, ada cuplikan kisah masa kecil Albert Schweitzer, paaas banget dengan ganjalan rasa di hati saya saat itu.

‘Thou shalt not kill’
Albert Schweitzer(1875-1965) adalah filsuf penganjur’Reverence for Life’, sebuah panggilan untuk menghormati, memuliakan semua makhluk tanpa terbatas. Beliau juga seorang dokter dan ahli teologi kelahiran Jerman.
Suatu hari di saat usianya masih delapan tahun, temannya Heinrich mengajak Albert keluar untuk menembak burung dengan katapel. Albert kecil meski merasa ide ini mengerikan tetapi tidak berani menolaknya karena takut ditertawakan.
Albert menuturkan,”Kami mendekati sebatang pohon yang sudah tidak berdaun. Burung-burung yg bertengger disana terus bernyanyi dengan manisnya di pagi hari itu. Mereka tampaknya tak takut terhadap kami. Berjongkok seperti pemburu Indian, temanku mengambil sebuah kerikil dan menarik karet katapel. Tatapannya penuh perintah membuatku mengikuti gerakannya.Tetapi pada saat itu hati nuraniku merasa tertusuk dan aku bersumpah untuk tak mengarahkan kerikilku kepada mereka. Pada momen yang kritis inilah lonceng gereja berdentang memenuhi hamparan cahaya matahari, bersama-sama dengan suara burung-burung yang sedang bernyanyi.’Albert terkejut ketika lonceng berdentang dari kejauhan. Baginya itu adalah’a voice from heaven’ suara surga. Albert pun segera meletakkan katapelnya dan berteriak mengusir burung-burung itu pergi agar tak menjadi sasaran katapel temannya. Setelah itu Albert sendiri berlari pulang.

Mengenang kejadian di masa kecilnya, Albert menulis,”Sejak itulah ketika lonceng Paskah berbunyi di dalam hamparan cahaya matahari dan pohon-pohon yang tak lagi berdaun, aku akan ingat,dengan hati yang sangat tersentuh dan berterima kasih, sebab sejak hari itulah berbunyi dalam hatiku perintah ‘Thou shalt not kill’, janganlah membunuh.’ Albert Schweitzer menyampaikan di Auditorium Universitas Oslo setahun setelah beliau memperoleh penghargaan Nobel perdamaian 1954. “Semua manusia..mampu berbelas kasih..spirit itu ada dalam diri manusia seperti terang yang siap menyala, menunggu hanya setitik percikan api”

Adanya jiwa belas kasih yang asali dalam setiap diri manusia, universal,tak terkecuali, tak terbatas.
Saya berharap dua pria yang saya temui siang tadi, suatu ketika, setitik api belas kasih itu memercik dalam ruang hatinya. Mendengarkan keberatan suara nuraninya, bahwa hidup sungguh punya harga, meski hanya seekor burung kecil, siapakah kita hingga layak merampas hidup mereka. Hidup yang mengalir dalam diri tiap makhluk membawa visi kemuliaan-Nya, hingga hanya Sang Pemberi hiduplah yang layak mengambil hidup itu kembali. Bahagia yang di damba tidak datang gratis tanpa memberi bahagia itu sendiri pada makhluk lain.

Semua binatang adalah pahatan sakral yang hidup. Kelebat lari anjing, dan hati-hati langkah kucing, elang, kerbau dan segala yang menghembuskan nafas sungguh memiliki makna. Bagi mata yang melihat lebih dari panggung bentuk; kita bersama dicipta dalam cinta dan dicintai, demikianlah dia yang memikirkan hingga makhluk dunia dibawahnya adalah dia yang memenangkan dunia dengan cintanya” (Philip Bailey, 1816-1902)

Mother Earth Salam kenal bagi siapa saja yang mau mampir di beranda bersahaja ini. Bertukar isi hati dan isi otak adalah salah satu proses manusia memanusiakan dirinya. Ada dialog di sana. Dialog yang dituntun oleh tanya demi tanya, karena manusia sepanjang hayat peradabannya adalah makhluk yang belum selesai dengan dirinya. Poin senjang yang banyak diusung berkisar pada kata kunci: MANUSIA, CINTA DAN TUHAN, VEGETARIAN, GLOBAL WARMING. Mengajak siapa saja belajar jujur pada dirinya, ketika hati dan fakta berada dalam satu garis lurus(jujur), maka kejujuran pada dirinya inilah yang akan memaksa manusia berubah. Mungkin inilah hidup yang bertanggung jawab, hidup yang fair. Berusaha memahami cara hidup saat itu juga manusia memahami cara mati

---Chindy Tan---

RSS Unknown Feed

  • An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.

EATING UP THE WORLD

DOWNLOAD PDF FILE EATING UP THE WORLD eating up the planet If we want to preserve and restore our environment in Australia, we must make changes to our diet. The food we eat has a major effect on our waterways, the quality of the air we breathe and on the environment around us. Eating fish and other sea life is killing our oceans, agricultural industries are polluting our waterways, and vast areas of land are wasted with the grazing of animals. These practices are unsustainable and the global impacts are being felt more than ever before. By adopting a vegetarian diet you can make a significant contribution towards improving your health as well as that of the planet. Animal industries are eating up the world. It is up to us to save it!

Film Dokumenter Processed People

processed people Free Download Trailer film Processed People. "Sebenarnya kita sedang mengonsumsi sesuatu yang tidak layak disebut makanan” Jay Gordon, MD, FAAP, FABM,IBCLC Asisten Prof Kesehatan Anak UCLA Medical School Film ini merupakan finalis USA Film & MAUI Film Festival di dukung oleh dokter-dokter ahli dari UCLA, John Robbins, Jeffrey Moussaief Masson, dan pakar-pakar lainnya.

sinopsis film Processed People

The statistics are terrifying. Two hundred million Americans are overweight and 100 million are obese. More than 75 million Americans have high blood pressure. 24 million people are diabetic. Heart disease remains the No. 1 cause of death for men and women, followed by stroke and obesity-related cancers. Obesity has overtaken tobacco as the No. 1 cause of preventable deaths in the United States. Over 50% of bankruptcies are caused by what has become known as “medical debt.” Fast food, fast medicine, fast news and fast lives have turned many Americans into a sick, uninformed, indebted, “processed” people.

Film Dokumenter H O M E

Free Download Full Version H O M E Dari penulis buku terlaris di dunia, Earth Above, hadir kembali dengan karya baru yang cemerlang. Home, film dengan judul buku yang sama, menghadirkan gambar-gambar yang menakjubkan. Sebuah ekplorasi wajah Bumi lengkap dengan foto-foto terkenal karya Arthus-Bertrand dilengkapi teks informatif oleh tim Good Planet, sebuah organisasi non-profit yang mempromosikan pemeliharaan lingkungan hidup. Home menghadirkan keindahan Bumi dan mengajak seluruh umat manusia untuk menjaganya dari kehancuran. Film ini ditayangkan secara serentak mulai tanggal 5 Juni-14 Juni 2009 3 benua, lebih dari 50 negara, termasuk Indonesia, ditayangkan gratis lewat televisi, bioskop, internet klik disini . Berkisah tentang Bumi dan evolusi semua makhluk hidup, dan bagaimana manusia yang paling muda umur eksisnya justru merupakan oknum yang paling bertanggung jawab atas kerusakan bahkan kehancuran Bumi. Film ini juga mengupas tentang inefisiensi hasil pertanian untuk memproduksi daging. Arthus-Bertrand berkata, “50 persen hutan yang telah hilang, bukanlah hal yang paling penting, melainkan 50 persen yang masih tersisa”

Sang Buddha Vegetarian?

Jelang Sang Buddha Parinirvana, Makan Babi atau Jamur? Pro dan Kontra apakah Sang Buddha vegetarian dapat dibaca argumentasi dan dasar telaahnya yang diulas oleh Master Roshi Philip Kapleau (pendiri Budhisme Zen di Amerika) dalam buku To Cherish All Life (DOWNLOAD FULL VERSION

Video: Diet For A New America-John Robbins

Free Download: Video(part1-8): Diet For A New America “I think what I really learned in all of this, Was to be true to myself To be true to my inner voice And I began to see, That we really do have the power, Our own lives really do make a difference, Just by being more conscious of the food that we eat. We can heal ourselves; we can heal the environment, We can heal this planet"<a

Free Download Film Dokumenter Super Size Me

(Film Dokumenter Supersize Me, 2004)-Free Download Self Experience dari Morgan Spurlock, 30 hari bersama daging. Juga memaparkan fakta pengaruh makanan terhadap perilaku. Kaitan makanan dengan perilaku juga dibuktikan korelasinya di Central Alternative High School yaitu sekolah tinggi anak-anak yang memiliki perilaku bermasalah. “Kami menyajikan sayur-sayuran dan buah-buahan tanpa bahan pengawet. Semua makanan kami buat tanpa proses pemanggangan dan penggorengan. Di sini kami juga TIDAK MENGENAL DAGING. “Greg Bretthauer-Dekan Applleton Wiscosin-Central High School. “Kami meniadakan mesin soft drink dan junk food. Kami melihat, hal ini MEMBUAT PERUBAHAN YANG BESAR PADA SISWA.” Debra Larson-School Social Worker (Film Dokumenter Supersize Me, 2004)

Slide Show Buku Terbaru Lester Brown: Plan B.3

RSS Ecorazzi News

  • An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.

RSS VegClimateAlliance

  • An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.

RSS Enviro News

  • An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.

RSS Scientific News

  • An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.

RSS KOMPAS

  • An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.

RSS Times online

  • An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.

RSS CNN News

  • An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.

RSS Guardian News

  • An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.

RSS The New York Times

  • An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.

Archives

Top Clicks

  • None

Blog Stats

  • 76,189 hits
April 2024
M T W T F S S
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
2930  

RSS Timesnews

  • An error has occurred; the feed is probably down. Try again later.